Dikutip dari: www.achmatim.net
Menyontek, satu kata yang tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Apalagi jika kita masih berstatus sebagai pelajar, baik pelajar SD, SMP sampai mahasiswa. Bahkan mungkin banyak diantara kita sudah melakoninya, terutama saat ujian atau test. Lebih parah lagi, kegiatan nyontek tersebut sudah dianggap sebagai budaya yang laten, susah sekali untuk diberantas.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa dalam menyontek adalah:
- Meng-copy file yang dicontek apa adanya dan langsung dikumpulkan tanpa diperiksa isi pekerjaannya. Kalo seperti ini caranya, akan mudah dideteksi nyontek atau tidaknya, karena terkadang di dalam file yang di-copy masih terdapat informasi nim atau nama mahasiswa yang menjadi sumbernya. Kan jadi aneh bin ajaib, hasil pekerjaan mahasiswa A ternyata didalamnya ada nim mahasiswa B.
- Menyontek dengan mempertahankan keaslian sumbernya. Ini juga banyak dilakukan oleh mahasiswa. Misalnya
hasil pekerjaan mahasiswa A dicontek oleh mahasiswa B. Terkadang yang dilakukan oleh mahasiswa B adalah memindahkan semua isi jawaban dari A ke kertas jawabannya. 100% sama. - Menyontek dengan copy-and-paste. Fasilitas copy-and-paste yang umumnya disediakan oleh editor text memang sangat berguna dalam mempercepat pekerjaan kita. Namun apa jadinya jika fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk menyontek? Akibatnya memang sama, jadi lebih cepat. Tapi yang jadi masalah adalah copy-paste terkadang rawan terhadap kesalahan. Sebagai contoh, teknik ini banyak dipraktekkan oleh mahasiswa dalam penulisan dokumen skripsi dan KKP, terutama dalam bagian landasan teori. Banyak yang coba cari jalan pintas dengan mencari skripsi yang sudah jadi kepunyaan orang lain, selanjutnya hanya select-copy-and-paste bagian landasan teori tanpa melakukan pengeditan. Akibatnya pas disidang, ditemukan dalam dokumennya bahwa terdapat bagian yang menyebutkan nama instansi lain selain tempat riset si mahasiswa. Bahkan pernah hal tersebut menyebabkan seorang mahasiswa harus mengulang sidang skripsinya.
- Menyontek dengan memanfaatkan find-and-replace. Cara ini sedikit lebih “maju” dibanding cara copy-and-paste, dimana setelah penyontek melakukan copy-and-paste, dia berusaha untuk mengubah beberapa bagian pekerjaan (misalnya nama variabel), namun dengan cara yang instant. Maka dimanfaatkanlah fasilitas find-and-replace yang dimiliki oleh editor. Akibat yang terjadi adalah terkadang justru menyebabkan hasil pekerjaannya jadi ga nyambung. Sebagai contoh, misalnya kita ingin mengganti variabel $nama di suatu program dengan $name. Hati-hati jika menggunakan find-and-replace! Kalo kita mencoba menemukan dengan kata kunci ‘$nama’ kemudian me-replace-nya dengan ‘$name’ secara langsung, maka jika terdapat variabel $nama_mhs dan $nama_plg tentu akan berubah juga.
- Menyontek ke beberapa orang sekaligus. Seringkali dalam pernyontekan, sumbernya banyak. Nah, jawaban dari satu soal sumbernya lebih jadi satu, apa jadinya? Pasti ga nyambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar