1. PENGAKUAN DAN PROSES MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Proses manajemen sumber daya manusia dimulai dengan menetapkan kebijakan yang jelas mengenai pengangkatan, pelatihan, penilaian, bimbingan, promosi, penggajian dan pengambilan langkah-langkah perbaikan bagi karyawan.
Jenis-Jenis Transaksi dan Akun Laporan Keuangan yang Terpengaruh
Dua jenis utama transaksi diproses melalui proses manajemen sumber daya manusia, yaitu pembayaran kepada karyawan atas jasa yang diberikan, dan akrual dan pembayaran dari kewajiban yang terkait dengan penggajian yang timbul dari jasa karyawan, termasuk kewajiban untuk Jaminan Sosial dan pajak bagi pengangguran.
Pembahasan mengenai pengendalian internal berfokus pada pembayaran kepada karyawan, termasuk deskripsi mengenai bagaimana transaksi seperti itu diproses dan prosedur pengendalian kunci yang harus ada untuk memastikan bahwa tidak ada salah saji material yang terjadi.
Akun laporan keuangan yang biasanya dipengaruhi oleh dua jenis transaksi yang terkait dengan penggajian disajikan sebagai berikut.
Jenis Transaksi | Akun yang Dipengaruhi |
Transaksi Penggajian Transaksi Utang Gaji | Kas Persediaan Berbagai kewajiaban yang Terkait dengan penggajian dan akun beban Kas Berbagai akrual (pajak penghasilan karyawan dan biaya pensiun) |
Jenis-jenis Dokumen dan Catatan
a. Catatan Karyawan, Termasuk Tingkat Upah atau Otorisasi Gaji (Personel Records, Including Wage-Rate or Salary Authorizations). Catatan karyawan berisi informasi mengenai sejarah kerja setiap karyawan, termasuk tanggal pengangkatan, tingkat upah atau gaji, formulir otorisasi pemotongan gaji, tingkat upah dan otorisasi penyesuaian gaji, evaluasi kinerja, dan pemberitahuan pemberhentian, jika ada.
b. W-4 dan Formulir Otorisasi Pemotongan Lainnya (W-4 dan Other Deduction Authorization Form). Karyawan harus melengkapi formulir W-4 untuk mengotorisasi pemotongan pajak federal atau negara. Formulir serupa harus digunakan untuk pemotongan asuransi kesehatan, iuran dana pensiun dan imbalan kerja lainnya.
c. Kartu Jam Kerja (Time Card). Dokumen ini mencatat jumlah jam kerja karyawan, termasuk waktu karyawan mulai dan berhenti bekerja.
d. Catatan Cek Gaji /Setoran Langsung (Payroll Check/Direct Deposit Record). Catatan ini menunjukkan jumlah yang dibayarkan ke karyawan atas jasa yang diberikannya. Jumlah yang dibayarkan adalah pembayaran kotor dikurangi potongan-potongan.
e. Daftar gaji (Payroll Register) disebut juga jurnal Penggajian, mengikhtisarkan semua pembayaran gaji kepada karyawan. Daftar gaji biasanya menunjukkan pembayaran kotor karyawan, potongan, dan pembayaran bersih.
f. Arsip untuk Penggajian (Payroll Master File). Arsip komputer ini berisikan semua catatan entitad yag terkait dengan penggajian, termasuk informasi dari tiap nkaryawan seperti nama, nomor jaminan sosial, tingkat gaji, dan otorisasi porongan.
g. Laporan Perubahan Arsip Induk Penggajian (Payroll Master File Changes Report). Berisi catatan perubahan yang dilakukan terhadap arsip induk penggajian.
h. Laporan Penggajian Berkala (Periodic Payroll Report) digunakan untuk memonitor varians beban gaji.
i. Berbagai Laporan dan Formulir Pajak (Various Tax Report and Forms). Kebanyakan perusahaan diminta untuk menyiapkan berbagai laporan pajak atas gaji baik bagi pemerintah federal maupun negara bagian.
Fungsi-fungsi Utama
Tujuan utama proses manajemen sumber daya manusia adalah untuk mencatat produksi dan jenis lain biaya gaji di dalam akun, memastikan bahwa biaya gaji adalah untuk kegiatan perusahaan yang sah, dan kewajiban yang masih harus dibayar untuk gaji dan upah, pajak atas gaji, dan berbagai program imbalan kerja bagi karyawan.
Personalia (Personnel). Fungsi personalia bertanggung jawab atas pengelolaan kebutuhan sumber daya manusia di dalam organisasi termasuk mengangkat dan memberhentikan karyawan, menetapkan tingkat upah dan gaji, serta menetapkan dan mengawasi program imbalan kerja.
Supervisi (Supervision) bertanggung jawab untuk mereview dan menyetujui kehadiran karyawan dan informasi waktu,mengawasi penjadwalan karyawan,produktivitas dan varians biaya gaji.
Pencatatan Waktu (Timekeeping) menyiapkan informasi waktu karyawan bagi pemrosesan penggajian dan bertanggung jawab untuk pemberian kode biaya gaji pada akun yang tepat.
Pemrosesan Penggajian (Payroll Processing) bertanggung jawab untuk meghiung gaji kotor, potongan, dan gaji bersih,serta bertanggung jawab untuk pencatatan dan pembuatan ikhtisar pembayaran dan memverifikasi distribusi akun.
Pengeluaran Uang (Disbursement) bertanggung jawab membayar gaji karyawan dan imbalan kerja lainnya, serta mengawasi persiapan dan distribusi cek gaji.
Buku Besar (General Ledger) bertanggung jawab bagi ketepatan akumulasi, klasifikasi, dan pembuatan ikhtisar yang tepat dari penggajian di buku besar.
Pemisahan Tugas Kunci
Pemisahan tugas yang tepat adalah satu dari prosedur pengendalian yang paling penting di tiap sistem akuntansi. Tugas harus diberikan kepada individu dengan berbagai cara agar tidak ada individu yang dapat mengendalikan semua fase pemrosesan transaksi, yang memungkinkan salah saji tidak terdeteksi. Individu yang bertanggung jawab untuk melakukan supervisi dan pencatatan waktu harus dipisahkan dari fungsi personalia, pemrosesan gaji, dan buku besar.
2. PENENTUAN RISIKO BAWAAN
Pada umumnya, sedikit faktor risiko bawaan secara langsung memengaruhi proses manajemen sumber daya manusia dan akun yang terkait dengannya bagi non pejabat. Beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan auditor adalah pengaruh kondisi ekonomi pada biaya gaji, persediaan tenaga kerja ahli, dan frekuensi perputaran (tingkat keluar masuk) karyawan. Sebagai tambahan, kehadiran kontrak dan peraturan tenaga kerja seperti UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat juga memengaruhi penentuan auditor atas risiko bawaan. Auditor biasanya menetapkan risiko bawaan pada tingkat yang rendah untuk sistem penggajian dan akun-akun terkait. Namun, kemungkinan pejabat dapat memiliki motif dan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari jabatan tingkat tingginya dalam bentuk kompensasi yang berlebihan.
TABEL 12-3 | Pemisahan Tugas Kunci pada Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kemungkinan Kekeliruan atau Kecurangan | |||
Pemisahan Tugas | Kemungkinan Kekeliruan atau Kecurangan yang Timbul dari Konflik Penugasan | |||
Fungsi supervisi harus dipisahkan dari fungsi catatan karyawan dan pemrosesan gaji. | Jika satu individu bertanggung jawab untuk supervisi, catatan personalia, dan fungsi pemrosesan gaji, karyawan fiktif dapat muncul dalam catatan gaji atau pembayaran yang tidak terotorisasi dapat dibuat. Hal ini dapat berakibat dalam pembayaran yang tidak terotorisasi kepada karyawan yang telah ada atau pembayaran kepada karyawan fiktif. | |||
Fungsi pengeluaran uang harus dipisahkan dari fungsi catatan karyawan, supervisi, dan pemrosesan gaji. | Jika satu individu bertanggung jawab untuk fungsi pengeluaran uang dan juga telah memiliki otorisasi untuk mengangkat dan memberhentikan karyawan, menyetujui laporan waktu, atau membuat cek gaji, maka dapat dikeluarkan cek gaji yang tidak diotorisasi. | |||
Fungsi pemrosesan gaji harus dipisahkan dari fungsi buku besar. | Jika satu individu bertanggung jawab untuk pemrosesan transaksi gaji dan juga untuk buku besar, individu tersebut dapat menutupi adanya penyimpangan yang biasanya dapat terdeteksi oleh review independen atas jurnal akuntansi yang dimasukkan ke dalam buku besar. |
3. PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN
Tiga langkah utama yang terlibat dalam menetapkan risiko pengendalian bagi proses manajemen sumber daya manusia,yaitu:
a. Memahami dan Mendokumentasikan Pengendalian Internal (reliarce).
Tingkat pemahaman dari lima komponen pengendalian internal harus serupa dengan yang didapat dari proses lain. Pemahaman auditor atas proses manajemen sumber daya manusia biasanya didapat dari pelaksanaan penelusuran (walkthrough) atas sistem untuk mengumpulkan bukti mengenai berbagai fungsi yang terlibat dalam pemrosesan transaksi melalui sistem. Untuk audit lebih lanjut, proses ini hanya melibatkan pemutakhiran dokumentasi tahun lalu atas sistem penggajian dengan mencatat adanya perubahan yang telah terjadi. Untuk penugasan baru, atau jika sistem telah mengalami perubahan besar,lebih banyak waktu dan usaha yang diperlukan untuk mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal. Pemahaman auditor atas pengendalian internal bagi sistem penggajian harus didokumentasikan dalam kertas kerja dengan menggunakan bagan alir, kuesioner pengendalian internal, dan memorandum.
Dua faktor yang yang harus dipertimbangkan dalam sistem penggajian. Pertama, struktur organisasi entitas,praktik personalianya, dan metodenya dalam membagi otoritas dan tanggung jawab harus diperiksa. Kedua, entitas harus memiliki keebijakan yang jelas bagi pengangkatan, pelatihan, promosi dan pemberian kompensasi bagi karyawan, serta meliputi otoritas dan tanggung jawab khusus untuk mengangkat dan memberhentikan karyawan, untuk menetapkan tingkat upah dan membuat perubahan gaji, serta untuk menetapkan tunjangan-tunjangan.
b. Merencanakan dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian
Auditor harus mengidentifikasikan prosedur pengendalian yang memastikan bahwa salah saji material telah dicegah atau dideteksi dan diperbaiki. Auditor dapat memutuskan untuk mengandalkan pada prosedur pengendalian ini untuk mengurangi risiko pengendalian bagi asersi klasifikasi.
c. Menetapkan dan medokumentasikan risiko pengendalian
Auditor menetapkan tingkat risiko pengendalian dan mendokumentasikan penentuan tersebut. Dokumentasi yang mendukung tingkat yang telah dicapai dari risiko pengendalian bagi sistem penggajian dapat termasuk bagia alir, hasil dari pengujian pengendalian,dan memorandum yang menunjukkan kesimpulan menyeluruh mengenai risiko pengendalian.
4. PROSEDUR PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN TRANSAKSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN TRANSAKSI TERKAIT
Keterjadian Transaksi Penggajian
Auditor ingin memberikan assurance bahwa pembayaran untuk jasa yang terkait dengan penggajian telah dilakukan kepada karyawan yang sah atas waktu yang mereka habiskan untuk bekerja. Oleh karena itu, klien memerlukan prosedur pengendalian yang mencegah pembayaran kepada karyawan fiktif dan kepada karyawan sah yang tidak bekerja. Pengendalian juga harus memastikan bahwa pembayaran gaji dihentikan sesaat setelah seorang karyawan diberhentikan. Pemisahan tugas yang memadai di antara departemen operasi dan pendukung dan pengelolaan arsip personalia yang memadai dapat mencegah terjadinya salah saji seperti itu. Review dan persetujuan yang tepat dari kartu jam kerja oleh penyelia harus mencegah karyawan yang sah menerima pembayaran atas pekerjaan yang tidak dilakukan. Terakhir ketika transaksi penggajian diproses oleh sistem TI, cek gaji jangan disiapkan kecuali jika transaksi karyawan memiliki nomor karyawan yang sah. Review dan pengamatan adalah pengujian pengendalian yang utama yang digunakan auditor untuk memeriksa prosedur pengendalian.
Otorisasi Transaksi Penggajian
Klien harus memiliki prosedur otorisasi untuk mengangkat dan memberhentikan karyawan, menetapkan tingkat pembayaran, memotong gaji, memberi tunjangan, dan menerbitkan cek gaji. Cek gaji tidak bisa diterbitkan kecuali jika kartu jam kerja karyawan telah disetujui dan bahwa karyawan memiliki nomor karyawan yang sah pada arsip induk penggajian.
Akurasi Transaksi Penggajian
Perhatian utama yang terkait dengan asersi akurasi adalah bahwa gaji kotor karyawan dan potongan gaji salah dihitung. Klien harus memiliki prosedur verifikasi untuk memastikan perhitungan gaji dan tunjangan yang benar. Auditor dapat me-review prosedur verifikasi klien sebagai pengujian pengendalian. Ketika digunakan TI untuk memproses gaji, auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer assisted audit techniques-CAAT) untuk menguji logika program untuk perhitungan yang benar.
Klasifikasi Transaksi Penggajian
Prosedur pengendalian harus memastikan bahwa akun gaji yang tepat telah dibebankan. Jika beban gaji dibebankan kepada akun yang salah, laporan keuangan dapat disalahsajikan. Penggunaan bagan akun yang memadai, anggaran yang membandingkan biaya gaji aktual terhadap biaya gaji yang dianggarkan menurut tiap kategori kerja dapat memberikan pengendalian atas klasifikasi yang tepat dari gaji. Sebagai tambahan, fungsi pencatatan waktu harus me-review kategori gaji yang diberikan oleh departemen operasi. Auditor dapat me-review dan menguji prosedur pengendalian klien untuk mengklasifikasikan biaya gaji.
5. AUDIT HUTANG GAJI DAN AKUN TERKAIT, PROSEDUR ANALITIS SUBSTANTIF, DAN PROSEDUR ALTERNATIF
Audit Akun Yang Terkait Dengan Penggajian
Dua kategori dari prosedur substantif untuk audit beban gaji dan kewajiban yang terkait dengan gaji yaitu: 1). prosedur analitis substantif dan 2). Pengujian terinci dari kelompok transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Auditor dapat menguji asersi yang terkait dengan transaksi dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian internal. Jika pengujian pengendalian menunjukkan bahwa pengendalian tidak beroperasi secara efektif auditor mungkin perlu untuk menguji transaksi pada tanggal saldo akun diuji.
Jika hasil dari pengujian pengendalian untuk sistem gaji mendukung tingkat risiko pengendalian yang direncanakan, auditor melaksanakan prosedur substantif dari akun yang terkait penggajian pada tingkat yang telah ditentukan. EarthWear sebagai contoh, memiliki paket prosedur pengendalian yang kuat untuk memproses transaksi penggajian. Jika auditor menguji pengendalian EarthWear menunjukkan bahwa pengendalian beroperasi dengan efektif, maka tidak ada penyesuaian atas risiko deteksi yang diperlukan. Tetapi, jika hasil dari pengujian pengendalian tidak mendukung tingkat yang direncanakan dari risiko pengendalian bagi sistem penggajian EarthWear, risiko deteksi harus ditetapkan lebih rendah. Hal ini menyebabkan sifat dan luas dari pengujian substantive atas akun yang terkait dengan penggajian perlu ditingkatkan.
Tabel 12-6
Asersi atas Kelompok Transaksi, Peristiwa, Saldo Akun, dan Pengungkapan untuk Beban Gaji dan Akun yang Terkait dengan Gaji |
Asersi atas Kelompok Transaksi dan Peristiwa: · Keterjadian. Transaksi penggajian dan peristiwa adalah sah. · Kelengkapan. Semua transaksi penggajian dan peristiwa telah dicatat. · Otorisasi. Semua transaksi penggajian dan peristiwa telah diotorisasi dengan benar. · Akurasi. Transaksi penggajian telah dihitung dengan tepat, dan beban gaji telah diakumulasi dengan tepat dari jurnal dan buku besar. · Pisah batas. Beban gaji dan akrual yang terkait dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. · Klasifikasi. Beban gaji dan akrual terkait telah dicatat pada akun yang benar. Asersi atas Penyajian dan Pengungkapan: · Keberadaan. Beban gaji adalah beban yang sah dan akrual yang terkait adalah kewajiban yang sah. · Hak dan kewajiban. Akrual yang terkait dengan gaji adalah kewajiban entitas. · Kelengkapan. Semua beban gaji dan akrual yang terkait telah dicatat. · Penilaian dan alokasi. Beban gaji dan akrual yang terkait termasuk dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, dan penyesuaian penilaian atau alokasi yang dihasilkan dicatat dengan tepat. Asersi atas Penyajian dan Pengungkapan: · Keterjadian serta hak dan kewajiban. Semua peristiwa, transaksi, dan masalah lain yang diungkapkan yang berkaitan dengan beban gaji dan akrual terkait telah terjadi dan berkaitan dengan entitas. · Kelengkapan. Semua pengungkapan yang terkait dengan beban gaji dan akrual yang terkait yang seharusnya dimasukkan ke dalam laporan keuangan telah dimasukkan. · Klasifikasi dan kemampuan untuk dapat dipahami. Informasi keuangan terkait dengan beban gaji dan akrual terkait telah disajikan dan digambarkan dengan benar, dan pengungkapan telah diungkapkan dengan jelas. · Akurasi dan penilaian. Keuangan dan informasi lain terkait dengan beban gaji dan akrual terkait diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat. |
Prosedur Analitis Substantif
Prosedur analitis substantive dapat menjadi pengujian yang berguna untuk memeriksa kewajaran beban gaji dan akun akrual yang terkait dengan gaji. Ketika dimanfaatkan sebagai bagian dari perencanaan, prosedur analitis awal dapat secara efektif mengidentifikasi akun beban gaji dan akun akrual yang mungkin disalahsajikan. Tabel 12-7 memperlihatkan contoh dari prosedur analitis substantif yang dapat digunakan untuk mengaudit gaji. Contoh pertama, auditor dapat membandingkan biaya gaji yang dianggarkan dengan biaya gaji akrual. Varians karena perbedaan kuantitas dan upah harus tampak dalam sistem akuntansi biaya klien. Jika varians tidak material, auditor memiliki sejumlah bukti bahwa biaya gaji adalah wajar. Sebaliknya jika varian material, auditor harus menyelidiki penyebab potensial dari dari selisih ini. Prosedur analitis substantif ini juga membantu auditor dalam menetukan penilaian yang tepat atas persediaan ketika biaya standar digunakan untuk menilai persediaan.
Prosedur Analitis Substantif untuk Audit Akun Gaji dan Akrual Gaji yang Terkait | |
Prosedur Analitis Substantif | Kemungkinan Salah Saji yang Terdeteksi |
Akun Beban Gaji | |
Bandingkan saldo tahun berjalan dalam berbagai akun beban gaji dengan saldo tahun lalu setelah penyesuaian untuk perubahan pembayaran dan jumlah karyawan. | Lebih atau kurang saji beban gaji. |
Bandingkan biaya gaji sebagai persentase dari penjualan dengan hasil tahun lalu dan data industri. | Lebih atau kurang saji beban gaji. |
Bandingkan tingkat utilitas tenaga kerja dan statistik dengan data industri. | Lebih atau kurang saji beban gaji. |
Bandingkan beban gaji yang dianggarkan dengan beban gaji aktual. | Lebih atau kurang saji beban gaji. |
Estimasikan komisi penjualan dengan menerapkan rumus komisi terhadap total penjualan yang dicatat. | Lebih atau kurang saji komisi penjualan. |
Akun Akrual yang Terkait dengan Gaji | |
Bandingkan saldo tahun berjalan dalam akun yang terkait dengan gaji dan saldo tahun lalu setelah menyesuaikan dengan perubahan kondisi. | Lebih atau kurang saji kewajiban yang masih harus dibayar. |
Uji kewajaran dari saldo akrual. | Lebih atau kurang saji kewajiban yang masih harus dibayar. |
Tujuan yang hendak dicapai dari pengujian terinci atas transaksi adalah untuk mendeteksi salah saji moneter dalam transaksi individu yang diproses melalui aplikasi penggajian. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pengujian terinci atas transaksi sering dilaksanakan dalam kaitannya dengan pengujian pengendalian.
Akun Beban Gaji
Transaksi penggajian mempengaruhi banyak akun beban, termasuk biaya manufaktur langsung dan tidak langsung, gaji umum dan administrasi, gaji penjualan, komisi, dan beban pajak penggajian. Jika pengendalian internal entitas dapat diandalkan, auditor biasanya tidak perlu melakukan pengujian terinci atas akun beban gaji ini.
Utang Gaji yang Masih Harus Dibayar
Beberapa contoh utang gaji yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut:
• Akrual upah dan gaji.
• Akrual pajak penghasilan.
• Akrual komisi.
• Akrual bonus.
• Akrual tunjangan seperti tunjangan liburan dan sakit.
Dalam mengaudit kewajiban akrual gaji, auditor berkepentingan terutama dengan lima asersi audit: asersi keberadaan, kelengkapan, penilaian, pisah batas, dan penyajian dan kelengkapan pengungkapan. Ketika risiko pengendalian rendah atau jumlah dalam akun relatif kecil, auditor dapat memverifikasi utang gaji menggunakan prosedur analitis. Untuk akun utang gaji yang masih harus dibayar dimana risiko pengendalian tinggi atau yang jumlahnya material, auditor dapat memperoleh skedul analisis akun yang terinci.
Pisah Batas (Cutoff). Auditor juga ingin memutuskan apakah semua kewajiban yang terkait dengan gaji dicatat di periode yang tepat. Suatu pemeriksaan atas dokumen pendukung untuk akrual ini memberikan bukti atas periode yang tepat untuk mencatat beban atau kewajiban.
Keberadaan dan Penilaian (Existence and Valuation). Asersi keberadaan dan penilaian dapat secara umum diuji pada waktu yang bersamaan. Pertimbangan auditor adalah apakah kewajiban yang dicatat adalah kewajiban yang sah dari entitas dan apakah kewajiban tersbut telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan dengan jumlah yang tepat.
Kelengkapan (Completeness). Auditor ingin meyakinkan bahwa semua kewajiban yang terkait dengan kewajiban telah dicatat. Auditor harus waspada terhadap pajak normal yang terkait dengan pendapatan yang dibayar oleh entitas dan oleh karena itu harus dapat menetukan apakah akrual telah dibuat untuk pajak penghasilan dapat memberikan bukti bahwa semua kewajiban yang terkait dengan penggajian telah dicatat.
Penyajian dan Asersi Kelengkapan Pengungkapan (Presentation and Disclosure Completeness Assertion). Auditor harus memastikan bahwa semua pengungkapan laporan keuangan yang diperlukan untuk proses manajemen sumber daya manusia telah dibuat.
Evaluasi Temuan Audit-Akun Yang Terkait Dengan Penggajian
Ketika auditor telah menyelesaikan prosedur substantif yang telah direncanakan dari akun yang terkait dengan gaji, semua salah saji yang terindentifikasi harus dijumlahkan. Kemungkinan salah saji dibandingkan dengan salah saji yang dapat diterima yang dialokasikan ke akun yang terkait penggajian. Jika kemungkinan salah saji kurang dari salah saji yang dapat diterima, auditor dapat menerima bahwa akun telah disajikan secara wajar. Sebaliknya, jika kemungkinan salah saji melebihi salah saji yang dapat diterima, auditor harus menyimpulkan bahwa akun tidak disajikan dengan wajar.
Auditor harus menganalisis salah saji yang ditemukan melalui penerapan prosedur substantif karena salah saji ini dapat memberikan bukti tambahan pada risiko pengendalian bagi sistem penggajian. Jika auditor menyimpulkan bahwa risiko audit sangat tinggi, tambahan prosedur audit harus dilaksanakan, atau auditor harus dipuaskan bahwa klien telah menyesuaikan akun laporan keuangan yang terkait dengan penggajian sampai pada tingkat yang dapat diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar