AUDIT PROSES PENDANAAN: BEBAN DIBAYAR DI MUKA DAN AKTIVA TETAP

A. AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan menunjukan aktiva lancer utama yang masuk dalam laporan keuangan. Termasuk juga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun yang disebut sebagai aktiva lain (other asset). Jika aktiva tersebut memberikan manfaat ekonomis selama kurang dari satu tahun, maka diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan disebut beban dibayar di muka (prepaid expenses) Contoh beban dibayar dimuka yaitu:
  • Asuransi dibayar di muka
  • Sewa dibayar di muka
  • Bunga dibayar di muka

Aktiva yang memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan (deferred charges) atau aktiva tidak berwujud (intangible asset). Contoh dari beban ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud yaitu:
  • Biaya organisasi
  • Biaya penerbitan utang
  • Hak cipta
  • Merek dagang
  • Nama dagang
  • Lisensi
  • Paten
  • Waralaba
  • Goodwill
  • Biaya pengembangan software computer
Perbedaan utama antara akun aktiva seperti piutang usaha atau persediaan dan beban dibayar dimuka adalah materialitas dari saldo akun. Pada banyak perikatan, beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud materialitasnya tidak tinggi. Akibatnya, prosedur analitis substantive dapat digunakan secara luas untuk memverifikasi saldo akun ini.

B. PENENTUAN RISIKO BAWAAN-BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibaray di muka pada umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak melibatkan isu akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang mungkin dapat dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berjumlah tidak material.
Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat memerlukan pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya, penilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan pendapatan antara auditor dengan klien. Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan risiko bawaan pada tingkat yang tinggi.

C. PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN-BEBAN DIBAYAR DI MUKA
            Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud biasanya diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun asuransi dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian dari penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka didasarkan pada efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya, prosedur pengendalian  dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.
            Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance register) dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi berisi informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-review secara berkala oleh orang yang independen untuk memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan kebutuhannya.
            Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harus menyiapkan ayat jurnal untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam beberapa kasus, entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan. Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah actual dari asuransi yang belum jatuh tempo.
D. PROSEDUR SUBSTANTIF-ASURANSI DIBAYAR DI MUKA
            Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan kompeten atas asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian terinci atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah saji diperkirakan.
1) Prosedur Analitis Substantif
      Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi dibayar di muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi dibayar di muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk memverifikasi saldo akun. Prosedur analitis sunbstantif berikut biasanya digunakan untuk menguji asuransi dibayar di muka:
  • Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi untuk tahun berjalan dengan saldo tahun lalu setelah mempertimbangkan adanya perubahan dalam operasi.
  • Menghitung rasio beban asuransi terhadap aktiva atau penjualan dan membandingkannya dengan rasio tahun lalu.
2) Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar di Muka
      Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu atau ketika prosedur analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin mengandung salah saji. Auditor mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul dari klien yang berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar di muka.


EarthWear Clothiers


Analisis Asuransi Dibayar di Muka


31/12/05















Perusahaan Asuransi
Nomor Polis
Cakupan
Termin
Premi
Saldo Awal 1/1/05

Tambahan
Beban

Saldo Akhir 31/12/05


Babcock, Inc. C
46-2074
Liability Umbrella Policy
15/1/05












15/1/06
$55.000
$2.100

$55.000 V
$54.800

$ 2.300 Y


Evans&SmithC
47801-X7
Fire&Casuality
30/3/05












30/3/06
33.600
$7.500

33.600 V
$32.700

8.400 Y


Nat'l InsuranceC
8945-X7
Key Executive Term
31/8/05











Life Insurance
31/8/05
15.000
$11.250

15.000 V
$15.000

11.250 Y















TOTAL




$20.850
$103.600
$102.500
L
$21.950
LF














F= Dijumlahkan ke bawah dan ke samping

Rekonsiliasi akun beban asuransi:





C= Informasi dicocokan ke konfirmasi perusahan asuransi

Beban asuransi overhead barang dagangan


$ 69.700L
L= Dicocokan ke buku besar



Beban asuransi overhead administrasi dan umum

32.800L
¶= Dicocokan ke kertas kerja tahun lalu



Total




$102.500
V= Dicocokan ke faktur perusahaan asuransi










Y= Jumlah dihitung kembali oleh auditor











3) Keberadaan dan Kelengkapan (Existence and Completeness)
            Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang tercakup dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua asersi. Pendekatan alternative adalah pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya seperti tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan membandingkan polis terinci di daftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi tahun lalu.
4) Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
            Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jika pemegang polis adalah orang lain di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang diasuransikan.
5) Penilaian (Valuation)
            Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo atas asuransi dibayar di muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan mudah diuji dengan menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo setelah mempertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Drngan memverifikasi porsi asuransi dibayar di muka yang belum jatuh tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total beban asuransi.
6) Klasifikasi (Classification)
            Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis asuransi dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pemerikasaan mengenai cakupan polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi kebakaran pada fasilitas pabrik dan administrasi utama harus dibebankan baik kea kun beban asuransi overhead manufaktur maupun kea kun beban asuransi umum dan administrasi.

E. AUDIT PROSES MANAJEMEN PROPERTI
Untuk sebagian besar entitas, aktiva tetap menunjukan jumlah yang material dalam laporan keuangan. Ketika mengaudit klien lama, auditor dapat memfokuskan diri pada aktivitas tahun berjalan karena aktiva yang didapat di tahun-tahun terdahulu telah menjadi subjek dari prosedur audit pada waktu perolehan. Di sisi lain, untuk perikatan baru auditor harus memverifikasi aktiva yang merupakan bagian dari saldo awal aktiva tetap klien.
Ukuran entitas juga mempengaruhi pendekatan auditor. Jika klien relative kecil dengan perolehan beberapa aktiva selama periode tersebut, biasanya auditor dapat menghemat biaya untuk mengikuti strategi substantive. Dengan mengikuti strategi ini, auditor melakukan prosedur analitis substantive dan mengarahkan pengujian atas saldo akun. Di sisi lain, entitas besar kemungkinan memiliki prosedur resmi untuk menganggarkan dan membeli aktiva modal. Sementara pembelian rutin dapat doproses melalui proses pembelian.
                                                                     
F. JENIS TRANSAKSI
Empat Jenis transaksi aktiva tetap yang mungkin terjadi:
  • Perolehan aktiva modal secara tunai atau dengan alat nonomoneter lainnya
  • Penghapusan aktiva modal melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian atau pembuangan
  • Penyusutan aktiva modal selama umur ekonomisnya
  • Penyewaan aktiva modal
G. PENENTUAN RISIKO BAWAAN  - PROSES MANAJEMEN PROPERTI
Penentuan risiko bawaan untuk proses pembelian memberi titik awal bagi penentuan risiko bawaan aktiva tetap. Tiga faktor risiko bawaan yang diklasifikasikan sebagai karakteristik operasi memerlukan pertimbangan dari auditor, antara lain:
·         Isu akuntansi yang kompleks
Beragam jenis transaksi aktiva tetap melibatkan isu-isu akuntansi yang kompleks. Akuntansi sewa guna usaha, aktiva yang dibangun sendiri, dan bunga yang dikapitalisasi merupakan contoh dari isu tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus transaksi sewa guna usaha auditor harus mengevaluasi keputusan klien baik untuk mengapitalisasi sewa guna usaha tersebut atau untuk memperlakukannya sebagai sewa guna usaha operasi (sewa menyewa biasa).
·         Transaksi yang sulit untuk diaudit
Sebagian besar transaksi aktiva tetap relatif mudah untuk diaudit. Jika aktiva dibeli langsung dari vendor, sebagian besar asersi dapat diuji dengan memeriksa sumber dokumen. Tetapi, transaksi yang melibatkan aktiva yang disumbangkan dan aktiva yang dibangun sendiri lebih sulit untukm diaudit, maka kemungkinan akan sulit untuk memverifikasi nilai pertukaran dari aktiva yang ditukarkan atau mengaudit secara benar akumulasi biaya aktiva yang dibangun sendiri.
·         Salah saji yang terdeteksi pada audit tahun lalu
Jika auditor telah mendeteksi salah saji pada audit tahun lau, penentuan risiko bawaan harus ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi daripada jika sedikit atau tidak ada salah saji telah ditemukan di masa lalu.

H. PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN – PROSES MANAJEMEN PROPERTI
Meskipun auditor umumnya mengikuti strategi substantif ketika mengaudit proses manajemen properti, pemahaman atas pengendalian internal masih dibutuhkan.
1) Keterjadian dan otorisasi
Prosedur pengendalian untuk asersi keterjadian dan otoriasi biasanya merupakan bagian dari proses pembelian. Permintaan pembelian dimulai di departemen yang relevan dan diotorisasi di tingkat yang semestinya di dalam entitas. Untuk transaksi seperti itu, auditor mungkin perlu memeriksa lebih dari faktur vendor untuk menguji validitas. Review atas dokumentasi tambahan, seperti dokumen penganggaran modal dan spesifikasi rekayasa, mungkin diperlukan. Kebanyakan entitas memiliki beberapa jenis tabel otorisasi untuk menyetujui transaksi aktiva modal. Klien harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa otorisasi untuk membeli aktiva modal konsisten dengan tabel otorisasi. Entitas juga perlu memiliki prosedur pengendalian untuk mengotorisasi penjualan atau penghapusan lain atas aktiva modal. Hal ini harus termasuk tingkat otorisasi di atas departemen yang meminta penghapusan aktiva tetap. Prosedur pengendalian juga harus mengidentifikasi aktiva yang tidak digunakan lagi dalam operasi karena hal itu mungkin membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Terakhir, semua pemeliharaan utama atau transaksi perbaikan harus diotorisasi secara tepat oleh tingkat manajemen yang semestinya.

2) Kelengkapan
Kebanyakan entitas menggunakan beberapa jenis software untuk mengelola rincian catatan properti. Buku besar pembantu terinci aktiva tetap biasanya memasukkan informasi berikut untuk tiap aktiva modal:
  • Deskripsi, lokasi, dan nomor identitas
  • Tanggal perolehan dan biaya instalasi
  • Metode penyusutan untuk tujuan buku dan pajak, nilai sisa, dan estimasi masa manfaat.
Prosedur pengendalian yang digunakan dalam proses pembelian untuk memastikan kelengkapan memberikan beberapa keyakinan bahwa semua transaksi aktiva modal tercatat di buku besar pembantu aktiva tetap dan buku besar umum. Prosedur yang membantu meyakinkan bahwa asersi ini dipenuhi adalah rekonsiliasi berkala buku besar pembantu aktiva tetap ke akun buku besar pengendali. Prosedur pengendalian lain yang dapat digunakan entitas untuk memastikan bahwa semua aktivita modal telah dicatat adalah perbandingan berkala dari catatan terinci dalam buku besar pembantu dengan aktiva modal yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, klien dapat melakukan pemeriksaan fisik lengkap atas aktiva tetap secara berkala atau menurut rotasi dan membandingkan aktiva fisik ke buku besar pembantu aktiva tetap.

3) Pemisahan Tugas
Adanya pemisahan tugas yang memadai untuk proses manajemen properti tergantung pada volume dan siginifikansi transaksi yang diproses. Sebagai contoh, jika entitas membeli mesin dan peralatan dalam jumlah besar, atau jika entitas memiliki proyek modal besar sedang dalam pembangunan, maka kemungkinan akan memiliki sistem pengendalian formal. Sedangkan jika suatu entitas memiliki sedikit pembelian aktiva modal, biasanya tidak akan memiliki sistem pengendalian formal atas transaksi seperti itu.

I. PROSEDUR ANALITIS SUBSTANTIF – AKTIVA TETAP
Prosedur analitis substantif berikut dapat digunakan dalam audit aktiva tetap:
  1. Bandingkan saldo aktiva tetap dan beban penyusutan tahun lalu dengan saldo tahun berjalan setelah mempertimbangkan perubahan dalam kondisi atau komposisi aktiva
  2. Menghitung rasio beban penyusutan ke akun aktiva tetap terkait dan membandingkan dengan rasio tahun lalu
  3. Menghitung rasio beban pemeliharaan ke akun aktiva tetap terkait dan membandingkan  dengan rasio tahun lalu
  4. Menghitung rasio beban asuransi ke akunaktiva tetap tetap terkait dan membandingkan dengan rasio tahun lalu.
  5. Review anggaran modal dan membandingkan jumlah yang dibelanjakan dengan jumlah yang dianggarkan.
Sebagai contoh, auditor dapat menghitung rasio beban penyusutan ke akun aktiva terkait dan membandingkannya dengan rasio tahun lalu. Jika rasio kurang dari rasio tahun lalu, auditor dapat menyimpulkan bahwa penyusutan tidak dihitung untuk beberapa aktiva yang ada di dalam akun.

J. PENGUJIAN TERINCI ATAS TRANSAKSI, SALDO AKUN, DAN PENGUNGKAPAN-AKTIVA TETAP
1)      Kelengkapan
Auditor memverifikasi keakuratan aktiva tetap dengan mendapatkan skedul induk dan skedul terinci untuk penambahan dan pengurangan aktiva. Jika auditor masih memiliki keraguan mengenai asersi kelengkapan, ia dapat memeriksa secara fisik sampel aktiva dan menelusurinya ke buku pembantu aktiva tetap. Jika aktiva termasuk dalam buku besar pembantu, auditor memiliki bukti yang memadai yang mendukung asersi kelengkapan.
2)      Pisah Batas
Pisah batas diuji sebagai bagian dari pekerjaan audit utang usaha dan beban yang masih harus dibayar. Dengan memeriksa sampel faktuk vendor dari beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun, auditor dapat menentukan apakah transaksi aktiva modal dicatat di periode tepat. Tanya jawab dengan pegawai klie dan review atas transaksi sewa guna untuk periode yang sama dapat memberikan bukti atas pisah batas yang tepat bagi sewa guna usaha.
3)      Klasifikasi
Pertama , klasifikasi transaksi ke dalam akun aktiva tetap yang benar biasanya diperiksa sebagai bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian pengendalian auditor dan pengujian substantif atas transaksi memberikan bukti mengenai efektivitas prosedur pengendalian untuk asersi ini. Kedua, auditor harus memeriksa akun beban yang dipilih seperti perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada aktiva modal yang telah dicatat secara tidak tepat di dalam akun ini. Dalam memeriksa dokumen pendukung, auditor harua menentukan apakah transaksi benar-benar merupakan unsur beban atau apakah akan lebih tepat untuk mengapltalisasi biaya tersebut. Terakhir, auditor harus memeriksa tiap perjanjian sewa guna usaha material untuk memverifikasi bahwa sewa guna usaha telah di klasifikasikan dengan benar sebagai sewa menyewa biasa atau sewa guna usaha pembiayaan.
4)      Keberadaan
Untuk menguji keabsahan, auditor mendapatkan daftar dari semua penambahan besar dan memeriksanya ke dokumen pendukung seperti faktur vendor. Dan lagi, auditor mungkin ingin memverifikasi bahwa aktiva yang dicatat sebagai aktiva modal benar-benar ada. Untuk perolehan yang besar, auditor dapat memeriksa secara fisik aktiva modal. Sama halnya, penghapusan aktiva harus diotorisasi dengan tepat, dan dokumentasi pendukung seperti penerimaan penjualan harus menunjukkan bagaimana penghapusan berlangsung. Auditor harus juga memastikan keabsahan transaksi sewa guna usaha dengan memeriksa perjanjian sewa guna usaha yang dilakukan oleh entitas. Jika perjanjian sewa guna usaha diotorisasi secara tepat dan aktiva telah digunakan, bukti tersebut mendukung keabsahan aktiva yang dicatat.
5)      Hak dan Kewajiban
Auditor dapat menguji hak atau kepemilikan dengan memeriksa faktur vendor atau dokumen pendukung lain.
6)      Penilaian dan Alokasi
Auditor menguji biaya aktiva baru yang dicatat dengan memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung lain yang digunakan oleh klien untuk menetapkan nilai aktiva yang tercatat. Jika klien memiliki aktiva yang dibangun sendiri, auditor melaksanakan pekerjaan audit terinci atas akun pekerjaan dalam pembangunan. Hal ini termasuk memastikan bahwa bunga dikapitalisasi secara tepat sebagi biaya aktiva (lihat FASB No.34, Kapitalisasi Biaya Bunga).
FASB No 144, Akuntansi untuk Penurunan Nilai atau Penghentian Pemakaian Aktiva Berumur Panjang, mensyaratkan bahwa aktiva berumur panjang di-review untuk penurunan nilai jika peristiwa atau perubahan kondisi menunjukkan bahwa nilai tercatataktiva tidak dapat di pulihkan. Biasanya, auditor mengumpulan keyakinan atas penilaian aktiva tetap melalui berbagai prosedur (misalnya, memahami bisnis dan industri serta peristiwa saat ini yang dapat mengarah pada penurunan nilai, pengujian pengendalian atas evaluasi penurunan nilai klien, tanya jawab dan observasi terkait dengan kondisi dan manfaat aktiva berumur panjang, dan pengujian terinci atas saldo).
Isu penilaian lainnya yang harus dihadapi auditor adalah pengakuan beban penyusutan. Jika klien menggunakan komputer untuk memproses dan memperhitungkan aktiva modal, auditor mungkin dapat menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk memverifikasi perhitungan penyusutan untuk berbagi aktiva. Alternatifnya, auditor dapat menghitung kembali beban penyusutan untuk sampel aktiva modal. Dalam melakukan perhitungan ini, auditor mempertimbangkan kewajaran estimasi umur aktiva, metode penyusutan yang digunakan untuk tujuan pembukuan dan pajak, serta nilai sisa yang diperkirakan.
7)      Isi Pengungkapan
Beberapa pengungkapan ini dibuat berupa catatan atas laporan keuangan “ikthisar kebijakan akuntansi signifikan”, sedangkan unsur lain dapat diungkapkan dalam catatan atas laporam keuangan terpisah.
K. EVALUASI TEMUAN AUDIT-AKTIVA TETAP
Auditor menjumlahkan kemungkinan salah saji dan membandingkan jumlah ini dengan salah saji yang dapat diterima, bukti menunjukkan bahwa akun aktiva tetap tidak mengandung salah saji material. Tetapi jika kerugian salah saji lebih besar dari salah saji yang dapat diterima, auditor akan memerlukan menyesuaian atas akun tersebut atau menerbitkan laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian.

2 komentar:

  1. Om, mau tanya nih, kalo yg di soal 14-3 tau gk jawabannya yg soalnya :
    "Bagaimana proses pembelian memengaruhi asuransi dibayar dimuka dan transaksi aktiva tetap??"

    BalasHapus