C. Proses Bisnis
1. Penjualan, piutang, dan penerimaan kas
Aktivitas pengendalian-Penjualan dan Piutang
Aktivitas pengendalian sistem
penjualan kredit diperlukan untuk menghindari kemungkinan adanya salah saji
dalam transaksi-transaksi yang terkait dengan pendapatan. Umumnya, aktivitas
pengendalian yang relevan dalam audit siklus pendapatan dapat digolongkan
menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
- Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review sesungguhnya dari transaksi penjualan kredit dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya.
- Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi penjualan adalah sah, diotoriasi semestinya, dan diolah dengan lengkap dan akurat.
- Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
- Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi penjualan kredit, pencatatan transaksi penjualan kredit, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yagn dijual dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Dokumen dan catatan:
- Order pelanggan. Permintaan untuk membeli barang dagangan dari pembeli diterima perusahaan langsung dari pembeli atau melalui pegawai bagian penjualan.
- Order penjualan. Formulir yang digunakan sebagai dasar pemrosesan transaksi dan mengolah pesanan dari pembeli oleh pihak penjual.
- Dokumen pengiriman. Dokumen ini digunakan untuk menunjukkan detail dan tanggal setiap pengiriman.
- Faktur penjualan. Dokumen ini berisi keterangan atau hal-hal yang berkaitan dengan suatu penjualan, seperti jumlah yang harus dibayar pembeli, termin, dan tanggal penjualan.
- Daftar harga. Suatu daftar atau file induk komputer yang berisi harga resmi yang ditetapkan untuk semua barang yang ditawarkan perusahaan.
- File transaksi penjualan. Suatu file komputer yang berisi transaksi-transaksi penjualan yang telah dilaksanakan.
- Jurnal penjualan. Jurnal yang berisi daftar semua transaksi penjualan yang telah dilaksanakan.
- File induk pelanggan. Berisi informasi untuk pengiriman dan penagihan ke masing-masing pelanggan, serta batas kredit masing-masing pelanggan.
- File induk piutang usaha. Berisi informasi tentang transaksi penjualan dengan masing-masing pelanggan dan saldo tagihan kepada pelanggan.
- Laporan piutang bulanan. Laporan ini dikirimkan ke setiap pelanggan secara bulanan.
Fungsi penjualan kredit:
Pemahaman fungsi-fungsi yang
terlibat dalam siklus penjualan kredit sangat berguna untuk memahami bagaimana
silkus ini dilaksanakan. Fungsi yang terlibat dalam pengolahan transaksi penjualan
kredit meliputi:
Fungsi penerima order
pelanggan
Fungsi ini bertugas untuk
menerima order pelanggan. Fungsi ini harus mengecek layak tidaknya order
tersebut diterima sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan manajemen.
Pengecekan tersebut dapat dilaksanakan dengan cara melacak ada tidaknya nama
pelanggan dalam daftar pelanggan atau dalam master file piutang dagang.
Fungsi persetujuan
kredit
Fungsi ini dipegang oleh
departemen kredit yang bertugas untuk menentukan layak tidaknya suatu penjualan
kredit dilakukan sesuai kebijakan kredit dari manajemen. Disamping itu, limit
kredit yang diberikan atas setiap pelanggan harus diperhatikan. Persetujuan
kredit dapat dinyatakan melalui penandatanganan bagian kredit atas order
penjualan.
Fungsi pengiriman barang
dagang
Fungsi ini harus dipisahkan dari
ketiga fungsi sebelumnya. Pemisahan ini dimaksudkan untuk mencegah pengiriman
barang tanpa otorisasi. Fungsi pengiriman juga mengisi dan menyiapkan dokumen
pengiriman. Dokumen ini akan dipakai sebagai bukti bahwa barang benar-benar
telah dikirim.
Fungsi penagihan pada
pelanggan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk
membuat dan mengirimkan faktur penjualan bernomor urut kepada pelanggan.
Penagihan ini harus dilaksanakan dengan efektif, efisien, dan tepat waktu.
Fungsi pencatatan
penjualan
Pencatatan yang tepat atas transaksi penjualan ke dalam
jurnal penjualan maupun buku pembantu piutang dagang, merupakan salah satu
bagian penting dalam proses akuntansi. Kesalahan dalam penjurnalan ini dapat
mengakibatkan kesalahan yang signifikan dalam laporan keuangan, baik laporan
posisi keuangan maupun laporan laba rugi.
Aktivitas pengendalian-Transaksi Penerimaan Kas
Umumnya, aktivitas pengendalian
yang relevan dalam audit siklus penjualan dapat digolongkan menjadi beberapa
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
- Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review sesungguhnya dari transaksi penjualan dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya.
- Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi penjualan adalah sah, diotoriasi semestinya, dan diolah dengan lengkap dan akurat.
- Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
- Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi penjualan, pencatatan transaksi penjualan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yagn dijual dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Aktivitas pengendalian sistem
penjualan diperlukan untuk menghindari kemungkinan adanya salah saji material
yang disebabkan oleh lemahnya pengendalian yang ada. Aktivitas pengendalian
dapat dilakukan untuk menghindari:
- Penerimaan kas telah disetor ke bank tetapi belum dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
- Penerimaan kas telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas tetapi belum disetor ke bank.
- Penerimaan kas telah salah diposting.
- Penerimaan kas dicatat dalam jurnal dengan jumlah yang salah.
- Pencatatan penerimaan kas dilakukan pada periode akuntansi yang salah.
Dokumen dan catatan
- Remittance advice, yaitu dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama dengan faktur penjualan, untuk dikembalikan bersama pembayaran.
- Prelist, yaitu daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
- Kertas perhitungan kas, yaitu daftar kas dan cek dalam register kas.
- Laporan ringkasan kas harian, yaitu laporan yang menunjukkan total jumlah kas yang diterima kasir melalui kasa atau melalui pos.
- Slip setoran ke bank, yaitu slip yang dibuat oleh petugas penyetor dan dicap oleh bank.
- File transaksi penerimaan kas, yaitu file komputer yang digunakan untuk menyimpan data transaksi penerimaan kas yang tervalidasi.
- Jurnal penerimaan kas, yaitu jurnal yang merinci penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.
Fungsi-fungsi
Ada tiga fungsi yang terkait
dalam transaksi penerimaan kas, yaitu:
Penerimaan kas
Risiko utama yang terdapat dalam
transaksi ini adalah pencurian kas sebelum maupun sesudah pencatatan penerimaan
kas. Risiko lainnya adalah kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam pengolahan
selanjutnya atas kas yang diterima.
Penerimaan kas dapat dilakukan
melalui kasa perusahaan maupun melalui pos. Dalam penerimaan kas di kasa,
penggunaan register kas atau terminal di tempat penjualan merupakan suatu
keharusan. Dengan peralatan tersebut akan diperoleh informasi seperti jumlah
penjualan tunai dan kas yang dibayarkan, bukti penerimaan tercetak untuk
diberikan kepada pembeli dan catatan intern transaksi dalam file komputer yang
terkunci dalam register kas, kontrol tercetak tentang jumlah penerimaan kas
harian yang diproses oleh peralatan tersebut.
Untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya penggelapan atas kas yang diterima melalui pos, kebanyakan
perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan menggunakan cek.
Perusahaan-perusahaan besar yang banyak menerima pembayaran melalui pos
biasanya menerapkan sistem kontak pos di kantor pos yang ditangani langsung
oleh bank perusahaan.
Penyetoran kas ke bank
Pegendalian fisik kas yang baik
mengharuskan bahwa semua penerimaan kas disetorkan ke bank seutuhnya setiap
hari. Utuh berarti bahwa semua kas yang diterima harus disetorkan seutuhnya ke
bank, atau dengan kata lain jumlah yang disetor ke bank harus sama dengan
jumlah kas yang diterima pada hari yang bersangkutan. Pengendalian ini akan
mengurangi risiko tidak dilakukannya pencatatan.
Pencatatan penerimaan
kas
Fungsi ini meliputi penjurnalan
penerimaan kas melalui kasa maupun pos, dan melakukan posting penerimaan ke
rekening pelanggan yang bersangkutan atas penerimaan melalui pos. Pengendalian
fungsi ini dimaksudkan untuk memberi kepastian bahwa hanya penerimaan yang
valid dan semua penerimaan aktual yang dicatat pada jumlah tepat.
2. Pembelian, hutang dagang, dan pembayaran kas
Aktivitas Pengendalian-Pembelian dan Utang Dagang
Dokumen dan catatan
- Permintaan pembelian, merupakan dokumen permintaan yang dibuat oleh karyawan berwenang, dan dikirimkan kepada departemen pembelian untuk membeli barang dan jasa.
- Order pembelian, yaitu dokumen yang dibuat dan dikirimkan departemen pembelian kepada perusahaan lain yang menyatakan bahwa perusahaan ingin membeli barang dan jasa yang dimaksud.
- Laporan penerimaan barang, yaitu dokumen yang dibuat atas setiap barang yang diterma dari pemasok. Berdasarkan dokumen ini, perusahaan mengakui adanya utang dagang.
- Faktur dari pemasok, dokumen ini berisi data deskripsi dan kuantitas barang yang diterima, harga termasuk biaya pengangkutan dan asuransi, termin potongan harga, dan tanggal penagihan.
- Voucher, yaitu dokumen yang mengindikasikan nama pemasok, jumlah terutang, dan tanggal pembayaran atas pembelian yang telah diterima.
- Ringkasan voucher, dokumen ini digunakan untuk melaporkan total voucher yang diolah dalam suatu kelompok atau batch, atau yang diolah selama satu hari tersebut.
- Register voucher, yaitu suatu jurnal untk mencatat utang yang timbul dari pembelian.
- Laporan pelanggan bulanan dari pemasok, yaitu dokumen atau laporan yang berasal dari pemasok yang menyatakan saldo awal utang dagang perusahaan, transaksi-transaksi yang dilakukan pada bulan tersebut lengkap dengan tanggal dan jumlah setiap transaksi, pembayaran kas yang diterima, dan saldo akhir utang dagang.
- Buku pembantu utang dagang, yaitu buku pembantu untuk mencatat pembelian nidividual, pengeluaran kas atau pembayaran, dan total saldo untuk masing-masing pemasok.
- Arsip voucher belum dibayar. Pada arsip voucher ini, utang dagang dikelola berdasarkan tanggal kapan utang harus dilunasi.
- Arsip voucher yang sudah dibayar. Arsip ini digunakan untuk menampung voucher yang sudah dibayar.
Fungsi yang terkait
Fungsi permintaan
barang atau jasa
Permintaan pembelian dapat
dilakukan oleh bagian gudang untuk menambah jumlah persediaan. Permintaan
pembelian tersebut dilakukan dengan mengisi formulir permintaan pembelian yang
biasanya tidak bernomor urut karena permintaan tersebut dapat dilakukan oleh
berbagai departemen. Setiap permintaan harus ditandatangani oleh supervisor
yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran pengeluaran.
Fungsi penyiapan order
pembelian
Departemen pembelian melakukan
pembelian berdasar permintaan pembelian yang telah diororisasi secara tepat.
Pembelian dilakukan dengan membuat order pembelian. Lembar order pembelian yang
asli dikirim kepada pemasok, sedangkan tembusannya dikirim ke departemen
penerima barang yang dibeli tersebut, bagian gudang, dan bagian utang.
Fungsi penerimaan
barang
Bagian penerimaan barang menerima
tembusan order pembelian dari bagian pembelian. Saat barang tiba, karyawan
bagian ini melakukan inspeksi dan menghitung barang, serta membandingkannya
dengan order pembelian, setelah itu membuat laporan penerimaan barang. Lembar
laporan asli dikirim ke bagian gudang bersamaan dengan penyerahan barang
tersebut.
Fungsi penyimpanan
barang
Fungsi ini harus dipegang oleh
bagian gudang. Peyimpanan harus dilakukan dalam gudang yang terkunci dengan
pengendalian dan pembatasan akses yang memadai.
Fungsi penyiapan
voucher pembayaran
Fungsi ini dipegang oleh
departemen atau bagian utang. Bagian ini berfungsi untuk menentukan apakah
utang yang diklaim benar-benar menjadi kewajiban perusahaan untuk membayar.
Fungsi pencatatan
utang
Pada sistem manual, tembusan voucher yang belum dibayar yang
disetujui, dikirim bersama ringkasan voucher
harian kepada departemen akunting untuk dicatat dalam register voucher dan buku besar. Supervisor akunting harus
memonitor apakah pencatatan telah dilakukan secara tepat waktu.
Aktivitas Pengendalian-Pembayaran Kas
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk prosedur ini adalah:
- Penggunaan cek bernomor urut.
- Penandatangan cek harus mengawasi atau mengendalikan pengiriman atau penyerahan cek kepada pemasok.
- Cek yang diserahkan harus berisi jumlah rupiah yang sesuai, dan harus dicegah penandatanganan dan penyerahan cek yang tidak menyebutkan jumlah rupiah.
- Pengecekan independen terhadap persetujuan total cek yang dikeluarkan dengan sekumpulan voucher yang diproses untuk pembayaran.
- Penandatangan cek yang berwenang harus memastikan bahwa tiap cek sesuai dengan voucher.
- Pengecekan independen oleh supervisor akunting atas kesesuaian jumlah yang dijurnal dan diposting, dengan ringkasan cek yang diterima dari bagian keuangan.
- Pengecekan independen atas ketepatan pencatatan dengan cara membandingkan secara periodik tanggal jurnal pengeluaran kas dengan tanggal pada tembusan cek.
- Pelaksanaan rekonsiliasi bank soal independen.
Dokumen dan catatan
- Cek, yaitu suatu formulir yang dapat digunakan perusahaan untuk memerintahkan bank membayar sejumlah uang kepada nama yang tercantum pada cek atau pembawa cek.
- Ringkasan cek, yaitu dokumen yang digunakan untuk melaporkan total jumlah cek yang telah dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu ataupun dalam suatu kelompok cek tertentu.
- File transaksi pengeluaran kas, yaitu file komputer yang berisi informasi pengeluaran kas termasuk pembayaran kepada pemasok.
- Jurnal pengeluaran kas. Catatan ini digunakan untuk merekam pengeluaran kas melalui cek kepada pemasok atau pihak lain.
Fungsi yang terkait
Fungsi pembayaran
utang
Bagian atau departemen utang pada
umumnya bertanggungjawab untuk menentukan atau memastikan bahwa voucher yang belum dibayar, diproses
sebagaimana mestinya. Pembayaran harus dilakukan pada tanggal batas waktu
pembayaran. Hal ini dimaksudkan untuk memanfaatkan potongan harga seoptimal
mungkin. Semua pembayaran harus menggunakan cek.
Fungsi pencatatan
pengeluaran kas
Pada sistem manual, personel
akunting menjurnal pengeluaran kas atas cek yang dikeluarkan. Personel tersebut
tidak boleh terlibat atau berpartisipasi dalam transaksi pembelian, dan
penyiapan serta pengeluaran cek.
3. Persediaan dan produksi
Siklus produksi sangat erat
kaintannya dengan persediaan. Produksi dimulai dengan perencanaan produksi.
Berdasarkan perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan persediaan
bahan baku dan pembantu. Setelah itu, produksi dilakukan dengan menggunakan
berbagai bahan baku dan pembantu tersebut. Bila produksi dijalankan, terjadi
pengurangan persediaan bahan baku dan pembantu. Proses produksi menyebabkan
adanya jenis persediaan baru, yaitu persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi.
Dokumen dan catatan
- Order produksi, yaitu dokumen yang dipakai untuk menyatakan kuantitas dan jenis barang yang diminta untuk diproduksi, baik dalam proses produksi sistem pesanan atau produksi massal.
- Laporan permintaan material, yaitu dokumen yang digunakan untuk menyatakan permintaan bagian produksi kepada bagian gudang untuk memberikan material yang diperlukan dalam proses produksi.
- Slip pengeluaran material, yaitu dokumen yang digunakan oleh departemen produksi untuk meminta bagian gudang bahan baku mengeluarkan dan memberikan material yang dimaksud.
- Time ticket, yaitu formulir atau kartu yang digunakan oleh tenaga kerja untuk mencatat waktu yang dipakai atas pekerjaan tertentu.
- Move ticket, yaitu suatu formulir untuk mengotorisasi dan mencatat perpindahan barang dalam proses antar berbagai departemen produksi, dan perpindahan barang dalam proses ke produk jadi.
- Laporan aktivitas produksi harian, yaitu laporan yang berisi keterangan mengenai bahan baku dan tenaga kerja yang dipakai dalam proses produksi selama satu hari.
- Laporan produksi yang diselesaikan, yaitu laporan yang menyatakan bahwa suatu pekerjaan telah diselesaikan atas suatu order produksi.
- Buku pembantu persediaan atau file master persediaan, yang berisi informasi mengenai jumlah unit dan harga pokok setiap penambahan dan pengurangan rekening persediaan.
Fungsi yang terkait
Pelaksanaan fungsi-fungsi terkait
dalam siklus persediaan dan produksi melibatkan beberapa departemen seperti
departemen perencanaan dan pengendalian produksi, departemen produksi, bagian
gudang bahan baku, bagian gudang barang jadi, bagian pencatat waktu, departemen
EDP, departemen akuntansi biaya, dan akuntansi keuangan.
Perencanaan dan
pengendalian produksi
Fungsi ini merencanakan produksi
berdasarkan order yang diterima dari pelanggan. Pada perusahaan yang
memproduksi barang secara massal, fungsi ini merencanakan produksi berdasarkan
hasil analisis proyeksi penjualan, dan membandingkannya dengan jumlah
persediaan produk jadi yang ada.
Otorisasi departemen perencanaan
dan pengendalian produksi dilakukan dengan penggunaan dokumen order produksi
bernomor urut. Setelah itu, fungsi ini mengisi laporan permintaan material yang
berisi data mengenai material apa saja dan berapa kuantitasnya yang diperlukan.
Apabila perusahaan perlu memesan material dari pemasok terlebih dahulu, maka
tembusan laporan ini dikirimkan ke bagian pembelian.
Pengeluaran bahan baku
Bagian gudang bahan baku
bertanggungjawab untuk menyimpan material. Bagian ini mengeluarkan material
berdasarkan slip pengeluaran material dan departemen produksi. Bagian gudang
menyimpan dokumen ini sebagai bukti bahwa material yang dimaksud telah
dikeluarkan dan telah diterima oleh departemen produksi. Setiap slip harus
ditandatangai oleh supervisor atau karyawan departemen produksi yang berwenang.
Pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi
Fungsi ini perlu
mendokumentasikan tenaga kerja dan bahan baku yang dipergunakan dalam setiap
produksi. Bagian pencatatan waktu harus mengawasi pengisian time ticket. Pengendalian yang dapat
diterapkan adalah penandatanganan atau persetujuan supervisor atas setiap
pengisian time ticket. Bagian
pencatat waktu perlu merekonsiliasi time
ticket dengan data dalam kartu jam kerja setiap karyawan.
Perlindungan
persediaan pemanufakturan
Perlindungan
persediaan barang dalam proses dapat dilakukan dalam bentuk penggunaan move ticket yang berdasarkan nomor urut.
Formulir tersebut digunakan untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses
dari satu departemen ke departemen lain.
Penentuan dan
pencatatan biaya atau harga pokok pemanufakturan
Pembebanan berbagai biaya pemanufakturan
ke barang dalam proses dapat dilakukan atas dasar biaya sesungguhnya ataupun
biaya standar. Manajemen perlu menyetujui penggunaan biaya standar. Departemen
akuntansi biaya perlu mengelola seluruh pembebanan biaya pemaknufakturan
tersebut. Departemen ini juga harus melaporkan secara tepat waktu mengenai
seluruh penyimpangan biaya yang ada kepada manajemen terkait.
Penjagaan ketepatan
saldo persediaan
Fungsi ini melakukan dua kegiatan pokok, yaitu:
- Melakukan pemeriksaan independen secara periodik kesesuaian file master persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan produk jadi, dengan rekening yang relevan dalam buku besar.
- Membandingkan kuantitas yang dinyatakan dalam file master persediaan tersebut dengan jumlah persediaan yang tercantum dalam perhitungan independen secara periodik atas persediaan di gudang.
4. Personel dan penggajian
Siklus personalia meliputi semua
kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi eksekutif dan tenaga
kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam dan insentif lembur,
komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Untuk memperoleh kecukupan
pemisahan wewenang dan tanggung jawab, fungsi personalia dapat dipisahkan
dengan penyiapan gaji dan keduanya dipisahkan dengan fungsi pengeluaran kas
dari departemen operasi. Pelaksanaan pemeriksaan independen diperlukan untuk
mengontrol aktivitas-aktivitas yang terkait dengan siklus personalia ini
seperti misalnya pemeriksaan terhadap penggunaan mesin clock card, apakah sudah diawasi dengan baik.
Dokumen dan catatan
- Otorisasi personil, yaitu memo yang dikeluarkan departemen personalia untuk merekrut karyawan baru atau mengubah jabatan karyawan lama.
- Clock card atau time card, yaitu dokumen yang mengindikasikan waktu seorang karyawan mulai dan berhenti bekerja, dan jumlah jam karyawan tersebut bekerja.
- Time ticket, yaitu formulir atau kartu yang digunakan oleh tenaga kerja untuk mencatat waktu yang dipakai atas pekerjaan tertentu. Formulir ini sangat berguna dalam penghitungan harga pokok produksi suatu produk.
- Register gaji atau upah, yaitu laporan yang menunjukkan nama kayawan, penerimaan bruto, berbagai pengurangan gaji, dan pembayaran bersih untuk setiap periode pembayaran.
- Cek gaji atau upah, yaitu cek yang ditulis dan diberikan kepada tenaga kerja atas jasa yang diberikan.
- Ringkasan distribusi biaya gaji dan upah tenaga kerja, yaitu laporan yang menunjukkan klasifikasi pembayaran gaji dan upah untuk setiap periode pembayaran.
- Rekening di bank yang khusus dipakai untuk membayar gaji dan upah, yaitu rekening yang digunakan khusus untuk membayar gaji dan upah.
- Catatan personalia, meliputi data tentang tanggal pengangkatan seorang karyawan, investigasi personalia, tarif gaji, pengurangan gaji yang terotorisasi, penilaian kinerja, dan penghentian atau pemutusan hubungan kerja.
- Dokumen atau otorisasi pengurangan gaji, yaitu dokumen yang digunakan untuk mengotorisasi berbagai pengurangan atau pemotongan gaji seperti pajak penghasilan karyawan, dana-dana tertentu misalnya iuran koperasi karyawan, asuransi, dan sebagainya.
- Formulir otorisasi penentuan tarif gaji dan upah, yaitu formulir yang digunakan untuk mengotorisasi tarif gaji dan upah karyawan.
- Jurnal gaji dan upah, yaitu jurnal yang digunakan untuk pencatatan gaji dan upah.
Fungsi yang terkait
Fungsi penerimaan
karyawan baru
Fungsi ini bertugas untuk
menentukan layak tidaknya seseorang diterima sebagai karyawan baru perusahaan.
Fungsi ini harus mengecek kelayakan tersebut sesuai dengan aturan yang
ditetapkan manajemen. Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia.
Pengendalian yang diterapkan pada fungsi ini adalah:
- Pemisahan tugas, terutama antara pengotorisasi cek gaji dan upah dengan fungsi pencatatan.
- Memberi seleksi ketat dan perhatian yang memadai atas kompetensi dan kejujuran tenaga kerja baru.
- Pembatasan akses ke time card, serta catatan gaji dan upah.
Pengendalian atas penerimaan karyawan baru dapat mengurangi
risiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan fiktif.
Fungsi pengotorisasian
pengubahan gaji dan upah
Fungsi ini dipegang oleh
departemen personalia. Supervisor karyawan atau atasan karyawan tersebut dapat
mengusulkan kerubahan tarif gaji dan upah atau kenaikan jabatan. Fungsi ini
bertugas untuk menentukan layak tidaknya usul tersebut diterima. Pengendalian
yang diterapkan dalam fungsi ini adalah:
- Pemisahan tugas dengan fungsi lain terutama fungsi pengotorisasian cek gaji dan upah dan fungsi pencatatan.
- Pembatasan akses ke time card, file komputer yang berkaitan dengan gaji dan upah, serta catatan gaji dan upah.
Pengendalian atas pengubahan gaji dan upah dapat
meningkatkan keyakinan atas ketepatan penentuan jumlah rupiah gaji dan upah.
Fungsi pelaksanaan
absensi dan data waktu kerja
Pada perusahaan besar, fungsi ini
dipegang oleh departemen timekeeping
(pencatat waktu). Personel keamanan dapat mengawasi absensi dan pemasukan kartu
kerja oleh karyawan ke mesin pencatat waktu. Pengendalian yang diterapkan dalam
fungsi ini adalah:
- Pemisahan tugas pengisi data jumlah gaji yang harus dibayar dengan tanggung jawab pencatat dan penandatanganan serta pendistribusian cek.
- Penggunaan cek yang bernomor urut dan pencatatan cek atau penjurnalan gaji dan upah atas dasar tme based.
- Penggunaan time clock atau sejenisnya untuk mencegah pembayaran atas jasa fiktif.
- Rekonsiliasi jumlah jam dalam gaji dan upah dengan catatan produksi independen.
Fungsi pelaksana gaji
dan upah
Fungsi ini dipegang oleh
departemen gaji dan upah serta EDP. Departemen ini mengolah data jam kerja
karyawan untuk menentukan gaji dan upah setiap karyawan sesuai tarif yang
ditentukan.
Fungsi pencatatan gaji
dan upah
Fungsi ini dipegang oleh bagian
akunting. Pengendalian yang dilakukan fungsi ini berupa pencatatan biaya gaji
dan upah berdasar salinan cek gaji dan upah yang didukung dengan voucher gaji dan upah.
Fungsi pembayaran gaji
dan upah
Fungsi ini biasanya dipegang oleh
bendahara kantor. Penandatanganan dan distribusi cek harus dikelola dengan baik
untuk mencegah pencurian dan manipulasi. Pengendalian fungsi yang dapat
diterapkan adalah:
- Pemisahan fungsi dan tanggung jawab fungsi ini dengan fungsi lain.
- Penggunaan imprest payroll account untuk mencegah pembayaran gaji dan upah tanpa otorisasi.
Fungsi penyiapan dan
pembayaran pajak penghasilan karyawan
Sesuai dengan perundang-undangan
pajak penghasilan, perusahaan harus memotong gaji dan upah karyawannya.
5. Pendanaan
Siklus pendanaan berkaitan dengan
transaksi mengenai penghimpunan dana dari pihak ketiga baik sebagai setoran
modal melalui penjualan saham maupun sebagai utang jangka panjang misalnya
dengan pengeluaran obligasi perusahaan.
Dokumen dan catatan
Dokumen dan catatan yang dipakai meliputi:
- Sertifikat saham
- Sertifikat obligasi
- Bond indenture
- Broker’s advice
- Buku jurnal
- Buku pembantu modal saham
- Buku pembantu obligasi
- Sertifikat penghentian obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan bahwa suatu sertifikat obligasi telah dilenyapkan karena telah dilunasi.
- Surat perjanjian utang jangka panjang.
Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait meliputi:
Pengeluaran obligasi
atau saham
Wewenang dan tanggung jawab
pengeluaran obligasi dan saham harus ada pada dewan komisaris atau manajer
puncak. Otorisasi direksi diperlukan dalam setiap pengeluaran obligasi atau
saham. Pada umumnya, tanda tangan manajer puncak atau direksi diperlukan untuk
persetujuan kontrak utang jangka panjang. Penerimaan kas yang diperoleh dari
penjualan obligasi atau saham harus secepatnya disetorkan.
Pembayaran bunga
obligasi dan dividen kas
Pembayaran bunga angsuran utang
secara periodik harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus pendanaan.
Otorisasi direksi atau manajemen harus ada dalam setiap pembayaran bunga atau
dividen. Pembayaran bunga obligasi dan dividen harus diberikan kepada pihak
yang berhak yaitu pemegang atau pemilik saham dan obligasi. Untuk setiap
pembayaran bunga atau dividen, perusahaan harus meminta bukti bahwa pembayaran
telah diterima.
Penarikan kembali
obligasi dan saham
Penarikan kembali obligasi dapat
dilakukan pada saat jatuh tempo ataupun pada saat belum jatuh tempo. Sedangkan
saham hanya dapat ditarik kembali apabila perusahaan pembeli membeli kembali
sahamnya yang telah beredar. Setiap transaksi harus dilakukan sesuai dengan
otorisasi direksi.
Pencatatan berbagai
transaksi pendanaan
Staf akuntansi internal
perusahaan harus dicatat pada jumlah atau harga penjualan. Transaksi pendanaan
harus tepat dicatat pada jumlah, kasifikasi, dan periode akuntansi.
Penjagaan ketepatan
saldo dalam buku besar pemegang obligasi, dan pemegang saham
Saldo yang tercatat dalam buku
besar pemegang obligasi dan pemegang saham harus sesuai dengan saldo dalam buku
besar. Oleh karena itu, saldo dalam buku pembantu harus dibandingkan secara
periodik dengan saldo dalam buku besar. Pelaksanaan verifikasi kesesuaian saldo
ini harus dilakukan oleh karyawan yang independen terhadap fungsi pencatatan
transaksi pendanaan.
6. Investasi
Siklus investasi suatu entitas
berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat berharga yang
dikeluarkan perusahaan lain. Surat berharga tersebut dapat berupa sertifikat
deposito, saham biasa, saham preferen, obligasi pemerintah, maupun obligasi
perusahaan.
Dokumen dan catatan
Dokumen dan catatan yang dipakai meliputi:
- Sertifikat saham, yaitu dokumen yang mempresentasikan kepemilikan pemegang sertifikat tersebut atas sejumlah lembar saham perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
- Sertifikat obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan jumlah obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi.
- Bond indenture, yaitu dokumen kontrak yang menyatakan jangka waktu atau tanggal berapa jatuh temponya obligasi.
- Broker’s advice, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh broker yang menyatakan harga pertukaran transaksi investasi.
- Buku jurnal, setiap transaksi maupun kejadian yang mempengaruhi saldo investasi dan pendapatan atau rugi investasi harus dicatat dalam buku jurnal.
- Buku pembantu investasi, dokumen ini perlu diselenggarakan terutama bagi perusahaan yang melakukan portofolio investasi.
Fungsi
Fungsi yang terkait meliputi:
Pembelian surat
berharga
Pembelian surat berharga pada
umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang besar. Oleh karena itu,
pengendalian keputusan dan pelaksanaan pembelian surat berharga harus memadai.
Pembelian harus sesuai dengan otorisasi manajemen.
Penerimaan pendapatan
periodik
Pendapatan periodik investasi
dapat dapat berupa dividen maupun bunga. Kas yang diterima atas pendapatan
periodik tersebut harus disetorkan sesegera mungkin setelah kas diterima.
Penjualan surat
berharga
Penjualan surat berharga pada
umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang besar. Oleh karena itu,
pengendalian keputusan dan pelaksanaan penjualan surat berharga harus memadai.
Pembelian harus sesuai dengan otorisasi manajemen. Disamping itu, kas yang
diterima atas penjualan surat berharga tersebut harus disetorkan sesegera
mungkin setelah kas diterima.
Pencatatan transaksi
Seorang karyawan yang independen
terhadap fungsi pemegang surat berharga harus menjaga catatan rinci atas
transaksi surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Catatan rinci tersebut
dimaksudkan untuk mengendalikan surat berharga yang semestinya ada di pemegang
surat berharga.
Pengamanan atau
penyimpanan surat berharga
Surat berharga yang dimiliki oleh
perusahaan dapat dipegang atau disimpan oleh manajemen perusahaan klien atau
dikelola oleh pihak ketiga seperti stock
brokerage firm. Apabila disimpan di dalam perusahaan, minimal dua orang
karyawan harus bertanggungjawab atas keberadaan surat berharga tersebut untuk
mencegah penjualan tanpa otorisasi.
Penjagaan ketepatan
buku pembantu investasi
Saldo investasi tercatat harus
dibandingkan dengan surat berharga yang disimpan di dalam perusahaan maupun
dikelola pihak ketiga. Pelaksanaan pembandingan tersebut harus dilakukan dalam
interval waktu yang memadai.
D. Pertimbangan
Lainnya
1. Komunikasi dengan komite audit
Komite audit atau pihak yang
secara formal ditunjuk untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang bertanggung
jawab kepada badan yang setara dengan komite audit (seperti komite keuangan
atau komite anggaran) dan (2) semua perikatan dengan Bapepam. Komunikasi dapat
berbentuk lisan atu tertulis. Jika informasi dikomunikasikan secara lisan,
auditor harus mendokumentasikan komunikasi tersebut dengan catatan atau memo memadai
dalam kertas kerja. Bila auditor berkomunikasi dalam bentuk lisan, laporan
harus menunjukan bahwa hal itu hanya dimaksudkan untuk digunakan oleh komite
audit atau dewan komisaris dan jika diperlukan oleh manajemen.
Mungkin sudah semestinya jika
manajemen melakukan komunikasi dengan komite audit tentang masalah tertentu.
Dalam keadaan tersebut, auditor harus puas bahwa komunikasi telah benar-benar
terjadi. Umumnya, tidaklah perlu untuk mengulangi komunikasi masalah yang
selalu terjadi berulang setiap tahun. Namun, secara berkala auditor harus
mempertimbangkan apakah semestinya dan tepat waktu untuk melaporkan masalah
tersebut, dengan adanya perubahan komite audit atau hanya karena berlalunya
waktu.
Masalah yang dikomunikasikan:
Tanggung Jawab Auditor Berdasarkan Standar
Auditing yang Ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
Agar komite audit memahami sifat
keyakinan yang diberikan oleh suatu audit, auditor harus mengkomunikasikan
tingkat tanggung jawab yang dipikulnya mengenai masalah-masalah tersebut
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Juga
penting bagi komite audit untuk memahami bahwa standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia didesain untuk memperoleh keyakinan memadai, bukan
mutlak, atas laporan keuangan.
Kebijakan Akuntansi Siginifikan
Auditor harus menentukan bahwa
komite audit mendapatkan informasi tentang pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi atau pelaksanaannya. Auditor juga harus menentukan bahwa komite audit
mendapatkan informasi tentang metode yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan
transaksi signifikan yang tidak biasa dan dampak kebijakan akuntansi signifikan
untuk isu akuntansi yang baru atau kontroversial yang belum ada panduan atau kesepakatan
mengenai perlakuan akuntansinya dari badan berwenang.
Pertimbangan Manajemen dan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan
bagian terpadu dari laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan didasarkan
atas pertimbangan kini manajemen. Pertimbangan tersebut biasanya didasarkan
atas pengetahuan dan pengalaman tentang peristiwa sekarang dan masa lalau serta
asumsi tentang peristiwa masa yang akan datang. Auditor harus menentukan komite
audit mendapatkan informasi tentang proses yang digunakan oleh manajemen dalam
merumuskan estimasi akuntansi yang sangat sensitif tersebut dan tentang dasar
yang dipakai oleh auditor dalam menyimpulkan kewajaran estimasi tersebut.
Penyesuaian Audit Signifikan
Auditor harus memberikan
informasi kepada auditee tentang
penyesuaian yang timbul dari audit yang menurut pertimbangannya dapat berdampak
signifikan atas proses pelaporan entitaas, baik secara individu atau secara
bersama-sama. Masalah yang menjadi dasar penyesuaian yang disusulkan oleh
auditor, namun tidak dicatat oleh entitas dapat secara potensial menyebabkan salah
saji material dalam laporan keuangan masa yang akan datang, meskipun auditor berkesimpulan
bahwa penyesuaian tersebut tidak material bagi laporan keuangan sekarang.
Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi
Laporan Keuangan Auditan
Komite audit seringkali
mempertimbangkan informasi yang disusun oleh manajemen yang menyertai laporan
keuangan entitas. Perusahaan tertentu yang menyerahkan laporan kepada Bapepam diharuskan
untuk menyajikan informasi “Analisis dan Pembahasan Umum oleh Manajemen”
terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha dalam laporan tahunan kepada pemegang
saham. Auditor harus membicarakan dengan komite audit mengenai tanggung
jawabnya atas informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan, dan prosedur yang telah dilaksanakan, serta hasilnya.
Ketidaksepakatan dengan Manajemen
Ketidaksepakatan dengan manajemen
dapat terjadi sehubungan dengan penerapan prinsip akuntansi terhadap transaksi
dan peristiwa khusus entitas serta basis yang digunakan oleh manajemen untuk
membuat estimasi akuntansi. Ketidaksepakatan dapat juga timbul berkaitan dengan
lingkup audit, pengungkapan yang dicantumkan dalam laporan keuangan entitas,
serta kata-kata yang digunakan oleh auditor dalam laporan auditnya. Auditor
harus membahas dengan komite audit setiap ketidaksepakatannya dengan manajemen,
baik yang dapat diselesaikan dengan memuaskan maupun yang tidak, tentang
masalah-masalah yang secara individual maupun bersama-sama signifikan terhadap
laporan keuangan entitas atau laporan auditor.
Konsultasi dengan Akuntan Lain
Dalam beberapa hal, manajemen
dapat memutuskan untuk berkonsultasi dengan akuntan lain tentang masalah
auditing dan akuntansi. Bila auditor mengetahui bahwa konsultasi semacam ini
terjadi, ia harus membahas dengan komite audit mengenai pandangannya terhadap
masalah signifikan yang dikonsultasikan oleh manajemen.
Isu Utama yang Dibicarakan dengan Manajemen
sebelum Keputusan Mempertahankan Auditor
Auditor harus membahas dengan
komite audit mengenai isu utama yang telah dibahas dengan manajemen yang
berkaitan dengan usaha mula-mula atau usaha selanjutnya untuk tetap mempertahankan
penggunaan jasa auditor tersebut termasuk, diantarannya, pembahasan mengenai
penerapan prinsip akuntansi dan standar auditing.
Kesulitan yang Dijumpai dalam Pelaksanaan
Audit
Auditor harus memberikan
informasi kepada komite audit bila terdapat kesulitan serius yang dijumpainya
dalam berhubungan dengan manjemen mengenai pelaksanaan audit. Hal ini termasuk,
diantaranya, penundaan yang tidak beralasan oleh manajemen mengenai saat dimulainya
audit atau penyediaan informasi yang diperlukan, dan apakah jadwal waktu yang dibuat
oleh manajemen masuk akal dalam keadaan tersebut. Masalah lain yang mungkin
dijumpai oleh auditor adalah tidak tersedianya personel klien dan kegagalan
personel klien untuk menyelesaikan daftar yang dibuat klien pada waktunya, jika
auditor menganggap masalah ini signifikan, ia harus memberitahu komite audit.
2. Pelaporan pengendalian internal
Selama melaksanakan audit,
auditor mungkin mengetahui persoalan yang menyangkut pengendalian intern yang mungkin
perlu diketahui oleh komite audit. Secara khusus, ini adalah persoalan yang
menarik perhatian auditor, yang menurut pertimbangannya, harus dikomunikasikan
kepada komite audit, karena merupakan kekurangan material dalam desain atau
operasi pengendalian intern, yang berakibat buruk terhadap kemampuan organisasi
tersebut dalam mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan
yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Kekurangan
demikian dapat mencakup aspek lima komponen pengendalian intern, yaitu: (a)
lingkungan pengendalian, (b) penaksiran risiko, (c) aktivitas pengendalian, (d)
informasi dan komunikasi, dan (e) pemantauan. Auditor mungkin juga
mengidentifikasi persoalan yang menurut pertimbangannya, bukan merupakan
kondisi yang dapat dilaporkan, namun auditor mungkin memutuskan untuk mengkomunikasikan
persoalan demikian bagi kepentingan manajemen dan bagi penerima semestinya
laporan audit lainnya.
Tujuan auditor dalam mengaudit
laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas
secara keseluruhan. Auditor tidak berkewajiban mencari kondisi yang dapat
dilaporkan. Namun, auditor mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan
melalui pertimbangannya atas komponen pengendalian intern, penerapan prosedur
audit terhadap saldo akun dan transaksi, atau mungkin dengan cara lain selama
pelaksanaan audit. Ditemukan atau tidaknya kondisi yang dapat dilaporkan akan
berbeda antara satu perikatan dengan perikatan yang lain, karena dipengaruhi
oleh sifat, saat, dan lingkup prosedur audit serta faktor-faktor lainnya,
seperti ukuran entitas, kerumitan dan sifat serta keanekaragaman kegiatan
usahanya.
Adanya kondisi yang dapat
dilaporkan yang menyangkut desain atau operasi pengendalian intern mungkin
telah diketahui, dan dalam kenyataannya, mungkin merupakan keputusan yang
diambil dengan sadar oleh manajemen - suatu keputusan yang diketahui oleh
komite audit - untuk menerima tingkat risiko tersebut karena pertimbangan biaya
atau pertimbangan lainnya. Hal ini merupakan tanggung jawab manajemen untuk
mengambil keputusan mengenai biaya yang akan ditanggung serta manfaat yang
bersangkutan. Auditor dapat memutuskan bahwa permasalahan tersebut tidak perlu
dilaporkan asalkan komite audit telah mengetahui kekurangan tersebut dan memahami
risiko yang bersangkutan. Secara berkala, auditor harus mempertimbangkan,
apakah karena perubahan dalam manajemen, penerima laporan, atau hanya karena
berjalannya waktu, perlu untuk melaporkan permasalahan demikian secara tepat
waktu.
Pada waktu menentukan lingkup
auditnya, auditor dan kliennya mungkin membicarakan pengendalian intern dan berfungsi
atau tidaknya pengendalian tersebut. Klien mungkin meminta auditor untuk
waspada terhadap permasalahan tertentu. Auditor sebaiknya juga melaporkan
masalah lain, yang menurut penilaiannya, berguna untuk manajemen, walaupun
tanpa permintaan khusus untuk itu.
Lingkup yang disepakati bersama
antara auditor dan klien untuk melaporkan kondisi yang ditemukan dapat meliputi,
misalnya, adanya kondisi yang dikemukakan oleh klien, atau hasil penyelidikan
lebih lanjut dari permasalahan yang ditemukan untuk mengidentifikasikan
penyebabnya. Dalam lingkup demikian, mungkin auditor diminta untuk mengunjungi lokasi
tertentu, menilai prosedur pengendalian tertentu, atau melaksanakan prosedur
tertentu yang tidak direncanakan sebelumnya.
3. Dampak keberadaan fungsi audit internal
Auditor mempertimbangkan banyak
faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang harus
dilaksanakan dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas. Salah satu faktor
adalah eksistensi fungsi audit intern. Auditor intern bertanggung jawab untuk
menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi,
dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak
lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung
jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan
dengan aktivitas yang diauditnya.
Tanggung jawab penting fungsi
audit intern adalah memantau kinerja pengendalian entitas. Pada waktu auditor
berusaha memahami pengendalian intern, ia harus berusaha memahami fungsi audit intern
yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan
perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya
bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.
Pekerjaan auditor intern dapat
berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup audit, termasuk:
- Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian intern entitas.
- Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menetapkan risiko.
- Prosedur substantif yang dilaksanakan oleh auditor.
Meskipun pekerjaan auditor intern
berdampak terhadap prosedur audit, auditor harus melaksanakan prosedur untuk
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk mendukung laporan auditor.
Bukti yang diperoleh auditor dari pengetahuan pribadi langsung termasuk
pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi umumnya bersifat lebih
meyakinkan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
Dalam melaksanakan audit, auditor
dapat meminta bantuan langsung dari auditor intern. Bantuan langsung berkaitan
dengan pekerjaan yang secara spesifik diminta oleh auditor dari auditor intern
untuk menyelesaikan beberapa aspek pekerjaan auditor. Sebagai contoh, auditor
intern dapat membantu auditor dalam memahami pengendalian intern atau dalam
melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian substantif. Bila bantuan
langsung disediakan, auditor harus menentukan kompentensi dan objektivitas
auditor intern dan melakukan supervisi, review,
evaluasi, serta pengujian pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor intern yang lingkupnya
disesuaikan dengan keadaan. Auditor harus memberitahu auditor intern mengenai
tanggung jawab auditor intern tersebut, tujuan prosedur yang dilaksanakan oleh
auditor intern, serta hal-hal yang mungkin berdampak terhadap sifat, saat, dan
lingkup prosedur audit, seperti masalah akuntansi dan auditing. Auditor juga
harus memberitahu auditor intern bahwa semua masalah akuntansi dan auditing signifikan
yang ditemukan oleh auditor intern selama audit tersebut, harus diberitahukan
kepada auditor.
E. Laporan atas
Pemrosesan Transaksi oleh Organisasi Jasa
Bila suatu organisasi pemakai
menggunakan suatu organisasi jasa, transaksi yang berdampak terhadap laporan keuangan
organisasi pemakai dipengaruhi oleh pengendalian yang paling tidak, secara
fisik dan operasional terpisah dari organisasi pemakai. Kaitan antara
pengendalian organisasi jasa dengan pengendalian organisasi pemakai terutama
tergantung pada sifat jasa yang disediakan oleh organisasi jasa tersebut.
Sebagai contoh, bila jasa yang disediakan hanya terbatas pada pencatatan
transaksi pemakai dan pengolahan data yang bersangkutan, dan organisasi pemakai
tetap bertanggung jawab atas otorisasi transaksi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban,
maka terdapat tingkat interaksi yang tinggi antara pengendalian di organisasi
jasa dengan pengendalian di organisasi pemakai. Dalam keadaan ini, dimungkinkan
bagi organisasi pemakai untuk menerapkan pengendalian intern secara efektif
terhadap transaksi tersebut. Bila organisasi jasa melaksanakan transaksi
organisasi pemakai dan menyelenggarakan pertanggungjawaban yang bersangkutan,
maka terdapat tingkat interaksi yang rendah dan tidak praktis bagi organisasi
pemakai untuk melaksanakan pengendalian intern terhadap transaksi tersebut.
Baik tingkat interaksi maupun materialitas transaksi yang diolah oleh
organisasi jasa merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan
signifikan atau tidaknya pengendalian organisasi jasa dalam pengendalian intern
organisasi pemakai.
Laporan auditor jasa atas
pengendalian yang diterapkan di organisasi jasa harus membantu dalam memberikan
pemahaman memadai untuk merencanakan audit di organisasi pemakai. Namun,
laporan tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan bukti apa pun tentang
efektivitas operasi pengendalian relevan yang akan memungkinkan auditor pemakai
mengurangi tingkat risiko pengendalian yang telah ditentukan dibawah maksimum.
Dalam mempertimbangkan apakah
laporan auditor jasa memenuhi tujuannya, auditor pemakai harus meminta keterangan
tentang reputasi profesional auditor jasa. Jika auditor pemakai yakin bahwa
laporan auditor jasa tidak memadai untuk memenuhi tujuannya, auditor pemakai
dapat menambah pengetahuannya mengenai prosedur dan kesimpulan auditor jasa
dengan membahas dengan auditor jasa tentang lingkup dan hasil pekerjaan auditor
jasa tersebut. Bila dipandang perlu, auditor pemakai juga dapat menghubungi organisasi
jasa, melalui organisasi pemakai, untuk meminta dilaksanakannya prosedur yang
disepakati di organisasi jasa, atau auditor pemakai dapat melaksanakan sendiri
prosedur tersebut. Pada waktu menentukan pengendalian organisasi jasa dan
bagaimana interaksinya dengan pengendalian intern organisasi pemakai, auditor
pemakai dapat mengetahui adanya kondisi yang dapat dilaporkan.
Auditor pemakai dilarang mengacu
ke laporan auditor jasa sebagai dasar, sebagian, untuk pendapatnya atas laporan
keuangan organisasi pemakai. Laporan auditor jasa digunakan dalam audit, namun
auditor jasa tidak bertanggung jawab untuk memeriksa satu pun bagian laporan
keuangan untuk tanggal tertentu atau periode tertentu. Oleh karena itu, tidak
terdapat pembagian tanggung jawab dalam audit atas laporan keuangan tersebut.
Auditor jasa bertanggung jawab
atas representasi dalam laporannya dan atas penerapan secara cermat prosedur yang
mendukung representasi tersebut. Meskipun perikatan auditor jasa berbeda dengan
audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, perikatan tersebut harus dilaksanakan
berdasarkan standar umum dan standar pekerjaan lapangan serta standar pelaporan
yang relevan. Sebagai hasil prosedur yang dilaksanakan di organisasi jasa,
auditor jasa dapat mengetahui unsur tindakan pelanggaran hukum, kecurangan atau
kekeliruan yang dikoreksi yang dilakukan oleh manajemen organisasi jasa atau
karyawannya yang mungkin berdampak terhadap satu atau lebih organisasi pemakai.
Tipe perikatan yang harus
dilaksanakan dan laporan yang harus dibuat harus ditentukan oleh organisasi
jasa. Namun, bila keadaan memungkinkan, pembicaraan antara organisasi jasa
dengan organisasi pemakai sebaiknya dilakukan untuk menentukan tipe laporan
yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhan organisasi pemakai. Dua tipe laporan
yang dapat diterbitkan oleh auditor jasa, yaitu:
Laporan tentang Pengendalian yang Dioperasikan
Laporan auditor jasa atas
deskripsi pengendalian organisasi jasa yang mungkin relevan dengan pengendalian
intern organisasi pemakai, tentang apakah pengendalian tersebut didesain
memadai untuk mencapai tujuan pengendalian tertentu, dan tentang apakah
pengendalian tersebut dioperasikan pada tanggal tertentu. Laporan tersebut
bermanfaat dalam memberikan pemahaman kepada auditor pemakai mengenai
pengendalian yang diperlukan untuk merencanakan auditnya dan untuk merancang
pengujian pengendalian yang efektif dan pengujian substantif di organisasi
pemakai, namun laporan ini tidak dimaksudkan untuk memberikan dasar bagi
auditor pemakai untuk mengurangi penentuan risiko pengendaliannya di bawah
maksimum.
Laporan tentang Pengendalian yang Dioperasikan dan
Pengujian Efektivitas Operasinya
Laporan auditor jasa atas
deskripsi pengendalian organisasi jasa yang mungkin relevan dengan pengendalian
intern organisasi pemakai, tentang apakah pengendalian tersebut didesain
memadai untuk mencapai tujuan pengendalian tertentu, dan tentang apakah
pengendalian tersebut dioperasikan pada tanggal tertentu, serta tentang apakah
pengendalian yang diuji dioperasikan cukup efektif untuk memberikan keyakinan
memadai, bukan mutlak, bahwa tujuan pengendalian yang berkaitan dapat dicapai
dalam periode tertentu. Laporan tersebut bermanfaat dalam memberikan pemahaman
kepada auditor pemakai mengenai pengendalian yang diperlukan untuk merencanakan
auditnya dan untuk merancang audit dan juga dapat memberikan dasar bagi auditor
pemakai untuk mengurangi penentuan risiko pengendaliannya di bawah maksimum.
DAFTAR REFERENSI
Halim, Abdul dan Totok Budi Santoso. 2004. Auditing 2. Yogyakarta: Uni Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
IAPI. 2011. Standar
Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Jusup, Al. Haryono. 2002. Auditing,
buku 2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar