Bagian penting dari setiap keputusan bisnis adalah menilai lingkungan
politik dimana suatu perusahaan menjalankan usahanya. Peraturan
perundang-undangan yang disahkan setiap tingkat pemerintah dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup pengoperasian suatu perusahaan di negata tujuan tersebut.
Perubahan-perubahan yang merugikan dalam undang-undang pajak lambat-laun
merugikan keuntungan suatu perusahaan.
Dunia bisnis pasti berkaitan dengan sistem politik,
ketika mulai memasuki pasar internasional beberapa perhatian hukum politik
utama yang mempengaruhi bisnis internasional adalah seperti Risiko dan
instabilitas politik. Risiko politik adalah segala perubahan dalam lingkungan
politik yang kemungkinan besar akan mempengaruhi aktivitas bisnis. Kebanyakan perusahaan merasa nyaman menilai iklim politik
di negaranya sendiri, sedangkan menilai iklim politik di negara lain adalah hal
yang bermasalah.
Bisnis-bisnis internasional yang berpengalaman terjun dalam
penilaian risiko politik (political risk
assesment), suatu analisis sistematis tentang risiko-risiko politik yang
dihadapinya di negara-negara asing. Risiko politik adalah perubahan-perubahan
dalam lingkungan yang mungkin akan membawa pengaruh yang merugikan terhadap
niali kegiatan-kegiatan bisnis suatu perusahaan. Risiko politik dapat dibagi menjadi
tiga kategori:
1.
Risiko Kepemilikan (ownership risk)
Adalah risiko kerusakan/kehilangan barang- barang milik
perusahaan dan terancam oleh penyitaan dan pengambilalihan.
2.
Risiko Operasi (operating risk)
Risiko dimana operasi suatu perusahaan yang sedang
berjalan dan/ keselamatan karyawan-karyawannya terancam oleh
perubahan-perubahan hukum, standar lingkungan, undang-undang perpajakan,
terorisme, pemberontakan bersenjata, dll.
3.
Risiko perpindahan (transfer risk)
Risiko terhambatnya aliran dana dan ke Negara lain atau
dari dan ke kantor pusat perusahaan akibat campur tangan pemerintah terhadap
kemampuan perusahaan untuk melakukan transfer dana.
Risiko politik dapat menimpa semua perusahaan sama rata atau hanya
difokuskan pada beberapa perusahaan tertentu. Risiko makropolitik mempengaruhi
semua perusahaan di suatu negara. Misalnya perang saudara di Zaire, Bosnia dan Rwanda, atau konflik di
Afganistan. Risiko mikropolitik hanya menimpa suatu atau beberapa perusahaan
tertentu dalam suatu industri tertentu. Nasionalisasi Arab Saudi atas industri
minyaknya pada tahun 1970-an adalah contoh risiko mikropolitik yang ditimpakan
pemerintah. Risiko mikropolitik dari non pemerintah juga adalah hal yang
penting.
Suatu perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk memasuki pasar
baru seharusnya memperoleh pengetahuan
tentang negara tersebut, mempelajari struktur politik dan ekonominya untuk
mengendalikan risiko politik perusahaan tersebut. Misalnya apakah negara tersebut memiliki
pemerintahan demokrasi atau kediktatoran, kekuasaannya ada di satu tangan atau
satu partai politik, apa negara tersebut percaya pada pasar bebas atau pada
kontrol pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya, seberapa stabil
pemerintahan negara tersebut, dan lain sebagainya.
Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut tentunya terus memonitor
negara-negara yang merupakan tempat mereka menjalankan bisnis untuk mengetahui
perubahan-perbahan dalam risiko politik. Biasanya sumber terbaik adalah berasal
dari karyawan. Apakah mereka adalah warga negara dari negara asal atau negara
tujuan. Karyawan memiliki pengetahuan langsung tentang lingkungan politik lokal
dan merupakan sumber informasi risiko politik yang sangat bernilai. Pejabat
kedutaan dan kamar dagang internasional sering menjadi sumber informasi yang
kaya. Pemerintah itu sendiri dapat memasok informasi yang sangat penting.
Selain itu banyak perusahaan konsultan mengkhususkan diri dalam penilaian
risiko politik untuk membantu perusahaan-perusahaan mengevaluasi risiko
menjalankan bisnis di negara tertentu.
Apa saja dan seberapa banyak informasi yang diperlukan suatu perusahaan
untuk menilai risiko politik akan bergantung pada jenis bisnis yang kemungkinan
akan dimasukinya dan berapa lama perusahaan itu ada di negara tujuan itu. Makin
besar dan makin lama investasinya, maka makin luas penilaian risikonya.
Setidaknya risiko politik ada di setiap negara, meskipun bentuk dan pentingnya
risiko berbeda-beda.
Dalam penilaian risiko politik, sebagaimana dalam kebanyakan keputusan
bisnis, persoalannya adalah menyeimbangkan antara risiko dan keuntungan. Jika
suatu perusahaan mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam lingkungan yang
beresiko politik, maka manajemennya harus yakin bahwa perusahaan akan
memperoleh tingkat pengembalain yang cukup tinggi untuk mengimbangi risiko yang
telah diambil. Perusahaan yang beroperasi di negara yang beresiko tinggi,
biasanya akan mengurangi kerentanannya. Perusahaan dapat mengurangi pengeluaran
dengan mengurangi investasi pada anak perusahaan lokal atau dengan menggunakan
sewa jangka pendek untuk membeli peralatan modal baru daripada membelinya
sekaligus. Atau perusahaan dapat membangun dukungan politik dalam negeri di
negara tujuan tersebut dengan menjadi warga korporat yang baik.
Masalah bagi perusahaan
internasional lainnya yang sering terjadi adalah instabilisasi politik seperti
kerusuhan, revolusi, kekacauan sipil. Stabilitas politik menjadi penting untuk
diperhatikan bagi perusahaan yang berada di luar negeri untuk menghindari
risiko politik yang terlalu tinggi. Instabilitas
politik juga dapat meningkatkan ketidak pastian dan mempengaruhi operasi sebuah
perusahaan internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar