Beta merupakan
konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta menunjukkan risiko
suatu perusahaan. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham
tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Memahami beta perusahaan
sama dengan memahami risiko perusahaan tersebut yang merupakan basis
pengetahuan penting bagi akuntan. Selain itu, beta telah banyak digunakan dalam
studi empiris tentang manfaat informasi akuntansi keuangan.
CAPM
mengasumsikan bahwa terdapat hubungan yang linear antara premi expected risk
dalam suatu aset dengan risiko sistematiknya atau beta pasar. Berdasarkan
CAPM, variansi ekspektasi tingkat pengembalian hanya dapat dijelaskan oleh beta
pasar. CAPM juga memprediksi perbedaan dalam expected-return beragam
saham yang secara keseluruhan dijelaskan oleh perbedaan dalam beta pasar.
Fama dan
French kemudian melakukan pengujian terhadap validitas CAPM dengan menganggap
bahwa beta pasar tidak cukup memadai untuk menjelaskan tingkat pengembalian
saham yang diharapkan. Mereka meneliti pasar modal USA untuk periode 1963-1990,
dan menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan
keuntungan sekuritas.
Dengan menggunakan pendekatan regresi cross-section,
Fama dan French mengkonfirmasi bahwa size, rasio E/P, DER, dan rasio B/M
memiliki daya penjelas terhadap rata-rata tingkat pengembalian. Mereka juga
menyatakan bahwa beta pasar itu sendiri tidak memiliki daya penjelas yang
signifikan terhadap rata-rata tingkat pengembalian. Mereka kembali mengkaji penelitian
mereka dengan menggunakan pendekatan time-series dan menghasilkan
kesimpulan yang sama. Fama dan French berpendapat bahwa meski size dan
rasio B/M bukan merupakan state-variabel, nilai rata-rata tingkat
pengembalian yang lebih tinggi pada portofolio saham dengan size yang
rendah dan rasio B/M yang tinggi merefleksikan state variabel lain yang
tidak teridentifikasi oleh beta pasar dan menunjukkan harga dari risiko yang
tidak terdiversifikasi dalam tingkat pengembalian saham. Mereka menemukan bahwa
book-to-market ratio dan ukuran
perusahaan (firm size) lebih
signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka menyarankan, daripada
melihat beta sebagai ukuran risiko, lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko.
Risiko akan meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke
ratio dan menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan. Hasil
penelitian Fama dan French ini menjadikan beta “mati”.
Alasan lain
yang menunjukkan beta “mati” adalah penelitian Schiller (1981) yang menyatakan
bahwa variabilitas harga sekuritas sama dengan variabilitas dividen. Determinan
yang menentukan nilai perusahaan adalah dividen masa depan. Selain itu, asumsi
bahwa beta konstan (stationary) juga
kurang tepat. Apabila beta konstan, satu-satunya yang tidak pasti adalah Rm
yang bersifat random.
Walaupun
banyak kelemahan, CAPM tetap merupakan benchmark
tentang informasi harga saham karena:
- Beta merupakan formula untuk membuat keputusan investasi yang maksimal.
- Sedikit teori yang menjelaskan mengapa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan merupakan konstruk risiko yang penting.
- CAPM dapat dikembangkan untuk mengakomodasi beta yang tidak konstan.
- CAPM telah banyak digunakan dalam penelitian empiris untuk mengetahui respon harga sekuritas terhadap informasi akuntansi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar