Latar Belakang Masalah
Kehadiran
teknologi sistem informasi mempengaruhi struktur organisasi perusahaan. Seperti
telah kita ketahui, komputer dapat memproses data dan mengirimkan informasi
yang dihasilkan tanpa kelambatan. Jadi, informasi dapat dibagi secara lebih
meluas dan efektif ke segenap unit organisasi. Sebagai akibatnya, manajemen
perusahaan dapat lebih fleksibel dalam memilih dan mengubah struktur
organisasi. Manajemen dapat memilih struktur terpusat, dengan pengambilan
keputusan terpusat dan koordinasi yang lebih baik, tanpa mengorbankan ketepatan
waktu informasi. Atau manajemen juga dapat memilih struktur terdesentralisasi,
dengan keuntungan bentuk yang “ramping” dan pengambilan keputusan
terorganisasi. Komputer juga dapat mempengaruhi tanggungjawab organisasi untuk
mengelola pemrosesan transaksi dan informasi. Fungsi ini mungkin sekali
diadakan dan mendapat tempat yang tinggi dalam struktur organisasi.
Seperti halnya
yang terjadi pada tahun 1990, First
American Corporation (FAC) mengalami kerugian sebesar 60 juta US Dollar dan
beroperasi dibawah kesepakatan dengan pemerintah. Perusahaan kemudian
mengadakan perubahan dalam visi yang strategik dan investasi utama pada
teknologi sistem informasi yang digunakan yakni dengan menggunakan gudang data
(data warehousing) yang membuat visi
tersebut menjadi mungkin.
Visi strategis
FAC adalah Tailored Client Solution
(TCS), hubungan dengan pelanggan – orientasi strategi yang hendak dicapai bahwa
posisi klien FAC berada ditengah dari segala operasi perusahaan (investasi).
Walaupun banyak organisasi mendukung hubungan pelanggan dengan manajemen, FAC
telah mendesain ulang setiap aspek dari operasinya untuk menemukan kebutuhan
klien dengan tujuan untuk profitabilitasnya sendiri. Konsumen menerima strategi
ini dengan baik dimana dalam setiap aspek operasinya terkandung di dalamnya
mengenai pengaruh pengetahuan dalam desain produk, keputusan saluran
distribusi serta interaksi dengan klien.
Pelaksanaan dari
strategi ini menjadi tidak mungkin tanpa adanya gudang data yang dinamakan
VISION yang mengurus kebiasaan klien (pengguna produk, transaksi) serta berisi
penggabungan informasi konsumen, informasi produk yang menguntungkan, dan
distribusi pendapatan dan beban
Untuk
mengimplementasikan TCS, FAC harus mengubah cara berpikir karyawan tentang
perbankan dan pekerjaan mereka, dari "perbankan dengan intuisi"
menjadi "perbankan dengan informasi dan analisis." Semua tindakan
yang dikombinasikan ini, membuat FAC yang pada tahun 1990 mengalami kerugian
dari 60 juta USD menjadi meraih keuntungan lebih dari 211 juta USD pada tahun 1998.
Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam kasus ini
adalah bagaimana perubahan sistem teknologi informasi yang diterapkan oleh First American Corporation (FAC) dapat
menjadi kunci kesuksesannya?
Gambaran Umum
Tentang First
American Corporation (FAC)
Berdiri pada
tahun 1883, FAC merupakan perusahaan jasa keuangan yang komprehensif yang
bermarkas di Nashville, Tenessee. Perseroannya terdiri dari:
- First American National Bank
- First American Federal Savings Bank
- Deposit Guaranty
- First American Enterprises, Inc
- IFC Holding’s (dengan kepemilikan sebesar 98,75 %).
- The SSI Group (dengan kepemilikan sebesar 49 %).
Dengan beroperasi
di Tennesse, Kentucky, Virginia, Mississipi, Arkansas dan Louisiana, FAC
memiliki aset 20,7 juta Dollar AS, 7195 orang karyawan, 391 buah kantor atau
bank, dan 650 ATM di tahun 1998. Perusahaan tersebut memiliki lapisan pangsa
pasar terbesar di Tennesse, lapisan pangsa pasar terbesar kedua berada di
Mississipi dan usaha kecil dan menengah terbesar pangsa pasarnya berada di
Tennesse.
Pada tahun 1990, First American Corporation (FAC)
mengalami kerugian sebesar 60 juta US Dollar dan beroperasi dibawah kesepakatan
dengan pemerintah, dimana pada saat itu Dennis Bottorft menjadi pimpinan dan
kepala eksekutif. Oleh karena permasalahan yang menimpa FAC, terdapat berita
bahwa banknya akan ditutup. Bottorft dan manajemennya memulai dengan
memperbaiki hal yang bermasalah di dalam perusahaan. Mereka menyadari bahwa FAC
memerlukan strategi jangka panjang bila hal tersebut untuk bertahan dalam
peningkatan industri perbankan yang kompetitif. Hal tersebut memerlukan cara
berpikir yang baru dan model bisnis yang baru. FAC tidak dapat menjadi penyedia
low cost (biaya yang rendah) karena
kurangnya skala ekonomis dari institusi keuangan yang lebih besar. Diferensiasi
produk bukan merupakan strategi yang mungkin dapat dikerjakan dengan mudah
karena bank lain dapat dengan cepat untuk membuat duplikat dari produk yang
menjanjikan di pasaran.
Tailored Client Solutions (TCS)
Bottorft
memutuskan bahwa FAC harus terfokus pada perhatian kepada tiga segmen pasar
konsumen dan bisnis kecil serta bisnis menengah dimana bank tersebut dapat
bersaing dengan efektif. Hal itu juga diperlukan untuk perubahan dari perbankan
tradisional yang memberikan perhatian kepada produk menjadi lebih costumercentris. Fokus terbaru mengenai
konsumen ini memerlukan gudang data (warehousing
data) untuk mendukung hal tersebut. Manajemen tingkat atas merasa bahwa
usaha tersebut dijalankan dari departemen pemasaran dan setelah pencarian
panjang selama setahun, Brian Cooper ditugaskan sebagai direktur eksekutif
pemasaran.
Departemen
pemasaran, manajemen senior dan anggota kunci dari departemen keuangan berkerja
bersama untuk membangun strategi Tailored
Client Solutions (TCS). Terdapat empat komponen dari strategi ini yakni;
informasi klien yang baik, jaringan produk yang fleksibel yang difokuskan
kepada kebiasaan masyarakat, penjualan dan pelayanan yang konsisten dalam
memenuhi kebutuhan klien dan pendekatan distribusi manajemen yang difokuskan
kepada jaringan yang dipilih. Kesemuanya ini dikoordinasikan dibawah semboyan
yang baru, yakni “About life. About you“
yang menempatkan konsumen pada posisi tengah dari semua yang telah dilakukan
oleh bank.
Informasi klien
merupakan komponen pertama dalam TCS. Seluruh bank memiliki kesepakatan yang
baik mengenai informasi dari konsumen mereka, tapi sering informasi tersebut
tidak mudah untuk diakses, dan sebagian besar tidak berpengaruh dalam interaksi
antara bank dengan kliennya. FAC ingin mengetahui lebih banyak mengenai
konsumennya dengan menggunakan pengetahuan dalam setiap aspek bisnis.
Bagian kedua dari
TCS adalah jaringan produk yang fleksibel. Meskipun semua bank dapat menawarkan
produk yang sama, lebih penting untuk menawarkan produk yang mampu memenuhi
kebutuhan klien dan menguntungkan. Dengan memahami klien dan memperoleh
informasi yang akurat, FAC menghapus tahap demi tahap atau dengan memodifikasi
produk yang tidak menguntungkan dan mendesain alternatif yang menguntungkan
yang dapat memenuhi kebutuhan klien.
Komponen ketiga
dari TCS adalah pelayanan yang konsisten, yang difokuskan pada penentuan dan
pemenuhan kebutuhan konsumen. Bank secara tradisional telah menjual salah satu
apa yang konsumen minta untuk produk yang paling baru di pasar pada saat itu,
namun tak ada satu pendekatan secara eksplisit yang mempertimbangkan apa yang
paling diharapkan oleh klien.
Manajemen
distribusi adalah komponen terakhir dari strategi tersebut. Pelayanan perbankan
disebarkan segala macam jaringan dan bank harus membuat keputusan jangka
panjang tentang cara terbaik untuk menciptakan pelayanan yang tersedia bagi
konsumen. Keputusan ini membutuhkan
pengetahuan tentang bagaimana saat ini konsumen menggunakan jasa bank,
bagaimana mereka lebih suka untuk memakai bank pada keadaan yang berbeda dan
biaya dari jaringan distribusi alternatif. Dengan informasi ini, FAC siap untuk
mengoptimalkan desain dari jaringan distribusi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dengan biaya terendah.
Keempat komponen
strategi ini pantas berada di bawah payung semboyan/moto baru dari bank “About life. About you“. Setiap komponen
sangat terfokus pada pemenuhan kebutuhan klien dan bersama – sama mereka
menciptakan sinergi yang kuat.
Menariknya, meskipun
TCS telah terjual kepada dewan direksi sebagai strategi yang terintegrasi, hal
tersebut diperkenalkan kepada tingkatan selain dari organisasi. Komunikasi TCS
merupakan bagian dari visi untuk grup tersebut meliputi pembangunan komponen
yang terpisah. Lima proyek yang terpisah, salah satunya menggambarkan bagian
utama dari strategi TCS (informasi klien, identitas merk, dan sebagainya), diikuti bersamaan dengan pemisahan kelima
grup tersebut. Masing – masing proyek didesain untuk memperoleh keuntungan positif
yang signifikan “lift” (dampak) dan
untuk mewujudkan beberapa perubahan dasar mengenai cara bank untuk beroperasi.
Pada tanggal 20
September 1997, setelah masing–masing komponen telah selesai dipasang,
kelengkapan dari strategi TCS secara formal diperkenalkan di tahun 1997 pada
saat Konferensi Kepemimpinan FAC. Konferensi ini juga merupakan awal dari
tantangan Destination 2000 untuk seluruh karyawan FAC, dengan
tujuan di tahun 2000, FAC akan bekerja sama dengan grup “Sweet 16“ yang merupakan grup dari 16 bank yang memimpin industri
yang bergerak dalam bidang penyelenggara keuangan. Sebuah video tape yang memperkenalkan Destination
2000 telah didistribusikan kepada seluruh karyawan bank, yang dianjurkan
untuk bergabung dalam usaha dan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang akan
datang.
Pembahasan Kasus
Berdasarkan
gambaran kasus diatas bahwa manajemen senior FAC menyadari bahwa untuk
mendukung pelaksanaan strategi Tailored
Client Solution (TCS) membutuhkan teknologi informasi yang diperkenalkan ke
dalam setiap fungsi-fungsi organisasi
manajemen. Dalam hal ini FAC menggunakan bagian terpenting dari IT,
yakni sebuah gudang data disebut VISION, yang akan berisi penggabungan
informasi konsumen, informasi produk yang menguntungkan, dan distribusi
pendapatan dan beban. Hampir sama dengan banyak organisasi IT pada tahun 1996,
grup IT dari FAC tidak memiliki pengalaman substantif dalam gudang data. Karena
strategi merupakan hal yang penting dalam proyek VISION, manajemen FAC
memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek internalnya (menggunakan Sybase) yang dimulai pada kuartal
pertama di tahun 1996, yang sangat tergantung pada bantuan luar dari penjual (vendor) dan konsultan yang kemudian
diharapkan untuk mentransfer pengetahuan kepada personel FAC.
Mempersiapkan
VISION untuk menjadi sebuah komponen inti TCS untuk fase pengembangan, tujuan
yang jelas, orang yang tepat, dan koordinasi yang baik antara IS, pemasaran,
keuangan dan konsultan eksternal. Connie White adalah manajer proyek. Pekerjaannya adalah untuk menentukan yang
diharapkan, mempertegas tanggung jawab dan mengkoordinasikan bagian yang saling
bergantung dalam tim proyek. Pembangunan dari VISION menjadi inisiatif yang
terdiri dari banyak fase, dengan tiap fasenya tersebut didesain untuk
menghasilkan manfaat bisnis yang nyata dan selain itu juga untuk menggerakkan
ke depan seluruh proyek dengan cara teknis.
Fase pertama
didesain untuk membantu manajer untuk memahami secara keseluruhan gambaran
manfaat. The First Manhattan Consulting Group, sebuah konsultan profitabilitas
dalam industri jasa keuangan, menyediakan data untuk menentukan letak tingginya
suatu daerah untuk FAC. Bersamaan dengan First Manhattan, Jay Philips, wakil
presiden senior mendukung keputusan, dan timnya membangun manfaat, biaya, dan
formula laba yang digunakan dengan data VISION. Formula ini dan data transaksi
aktual ditambahkan untuk sistem informasi konsumen yang ada selama tiga bulan,
dan tim proyek memulai memahami data
yang diperlukan untuk disimpan dalam gudang data. Dalam dua fase berikutnya,
produk tambahan dan data transaksi ditambahkan ke VISION dan formula laba
dipertinggi. Tim gudang data juga membuat salinan dan proses transformasi,
sementara mempersiapkan model data untuk penyimpan data fisik pada VISION.
Pelaksanaan
gudang data (data warehouse) secara
lengkap merupakan target utama dari fase terakhir. FAC mempercayakan penjual
eksternal seperti NCR untuk menyediakan hardware,
software dan bantuan metodologi
mengenai persiapan perdana gudang data (data
warehouse). Selanjutnya perusahaan juga berhati-hati dalam menetapkan
karyawan FAC yang akan mengatur prosesnya. Pada tahun 1997 gudang data (data warehouse) membuktikan konsep tersebut
sudah terkirim, dan tim gudang data
menghabiskan tahun 1998 untuk memvalidasi data, membangun gudang, dan
membantu persiapan aplikasi untuk keuangan dan pemasaran.
Gudang tersebut
menggunakan lebih dari 100 sumber data yang disaring dari 26 aplikasi. File
yang dihasilkan dimuat ke dalam area tersendiri pada gudang dimana pengguna
bisnis dapat secara manual memvalidasi bagian dari data. Setelah pengguna
menyetujui konversi data, data bergerak menuju Teradata base yang diatur dengan
rekening dan dengan aktivitas. Seluruh data di organisir di seluruh klien untuk
menghasilkan pemahaman menyeluruh dari karakteristik demografi klien, produk
bank yang digunakan, aktivitas transaksi, interaksi dengan bank, dan wawasan
psikografi yang mendalam tentang preferensi dan kecenderungan klien.
Pada saat awal
proyek (1996 – 1997), sebagian besar posisi gudang data diisi oleh karyawan
internal IT yang baru saja diberi pelatihan, karena sedikitnya pengalaman
mengenai gudang data profesional yang tersedia di pasar. Data dihasilkan oleh
konsultan dan khususnya NCR. Setelah kedatangan Lance Mattigly, yang
diperkerjakan sebagai manajer pembangunan aplikasi yang baru di tahun 1998,
sebagian besar posisi gudang data diisi dengan menggunakan sebuah “Kontrak
untuk memperkerjakan“ yang berisi bahwa: gudang data (warehousing data) profesional dibeli oleh FAC pertama sebagai kontraktor
dan kemudian bank menawarkan mereka posisi yang permanen setelah mereka
memiliki tanggung jawab untuk “ Menguji coba “ dengan pihak mereka.
Gudang data
VISION memiliki kedua pengguna yakni secara langsung dan tidak langsung.
Pengguna langsung adalah 20 orang analisis pemasaran dan 30 orang analisis
keuangan yang mengakses secara langsung gudang data dan menghasilkan analisis
yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen FAC. Terdapat pula
seratus orang pengguna tidak langsung yang menggunakan laporan yang digerakkan
oleh gudang data VISION.
Pilihan konsumen
adalah hal yang penting bagi keputusan perbankan, dan FAC telah membuat
informasi dalam VISION menggunakan sebuah teknik yang diberi nama “Analisis conjoint“. Perusahaan telah
memilih sample mencapai 3000 konsumen dan bertanya kepada salah satu dari
mereka apa yang pria atau wanita lakukan dalam keadaan yang berbeda. FAC juga
menggerakkan dan menggunakan informasi segmen pasar. Informasi pilihan dan
profil konsumen digunakan untuk banyak cara, seperti misalnya untuk mencari
sasaran pemasaran dan mendesain gabungan terbaik dari jaringan distribusi untuk
bank.
VISION menghitung
keuntungan dari setiap konsumen dengan demikian tindakan yang tepat akan
diambil. Konsumen yang bernilai tinggi akan diidentifikasi dan ditargetkan
untuk program penyimpanan, karena grup ini bertanggung jawab untuk keseluruhan
laba konsumen. Konsumen tingkat menengah menerima pesan tentang produk bank
yang bersifat atraktif kepada mereka (dan akan menggerakkan mereka untuk
hubungan yang lebih menguntungkan). Konsumen tingkat bawah akan dipindahkan ke
produk yang lebih menguntungkan dan jaringan distribusi dengan biaya rendah.
Bagaimanapun juga, tujuan dari FAC adalah untuk menguasai seluruh klien, tanpa
memperhatikan keuntungan jumlah uang yang ada di bank.
“Daftar 20
tertinggi“ adalah salah satu contoh dari program penyimpanan berdasarkan dari
data VISION. Dengan menggunakan hasil dari analisis profitabilitas konsumen,
setiap cabang menerima daftar mingguan dari 20 klien tertinggi. Wakil pelayanan
kemudian mendiskusikan cara untuk menguasai konsumen ini dan untuk memperluas
penggunaan produk bank. Salah satu cara adalah dengan menghubungi konsumen
tingkat atas untuk menyatakan terima kasih untuk bisnis mereka dan kemudian
untuk mendiskusikan tujuan finansial mereka dan bagaimana bank dapat membantu
menyadarkan kliennya.
Merupakan hal
yang kritis bagi FAC untuk mengetahui keuntungan dari berbagai macam produknya.
Hal ini merupakan perhitungan yang kompleks untuk menentukan persamaan
akuntansi biaya dan data lebih dari 20 database
yang saling berhubungan yakni “Joins“
yang menggunakan gudang data VISION. Dengan penyediaan informasi keuntungan
produk, analisis keuangan melihat produk dalam berbagai macam cara.
Sebagai
ilustrasi, seorang analis memulainya dengan memeriksa keuntungan dari
pengeluaran dalam bentuk pinjaman dan imbalan atas pelayanan jasa yang
diberikan. Untuk memperdalam tentang pinjaman, analis melihat bahwa pinjaman
komersial memiliki keuntungan yang sedikit ketika tingkat pengembaliannya
disesuaikan untuk risiko dan biaya modal, mencari kebalikan dari kebijaksanaan
konvesional bank, dimana pinjaman komersial dipikirkan untuk lebih
menguntungkan. Analis melihat bahwa tingkatan pinjaman yang terencana adalah
yang paling menguntungkan dari pinjaman komersial. Analis kemudian mengurutkan
seluruh pinjaman untuk melihat yang mana yang paling banyak dan yang paling
sedikit keuntungannya. Untuk pinjaman dengan keuntungan yang lebih sedikit,
analis memeriksa seluruh pinjaman, dengan hubungan dari para manajer yang
bertanggung jawab atas hal tersebut. Analis mempelajari bahwa keterangan dari
hubungan antara manajer adalah secara konsisten untuk membuat pinjaman pada
tarif yang tidak menutup keuntungan penuhnya. Informasi ini dibuat untuk
diperhatikan oleh manajemen.
Informasi
keuntungan produk juga digunakan untuk mendesain ulang produk. Seperti
kebanyakan bank, FAC menawarkan pemeriksaan rekening gratis kepada nasabah bagi
konsumen yang berusia 55 tahun dan yang lebih tua. Bekerja dengan VISION
analisis keuangan menemukan bahwa bank menghasilkan uang dari sedikit rekening
senior, akan tetapi memberikan tentang pengalaman tentang kerugian dan lebih
banyak lagi. Analisis masa yang akan datang menyatakan bahwa ukuran rata – rata
pengukuran keseimbangan rekening merupakan kunci perbedaan antara rekening yang
menguntungkan dengan yang tidak menguntungkan.
Berdasarkan
informasi keuntungan dan input dari klien, produk yang didesain ulang tersebut
diperkenalkan untuk menciptakan nilai bagi keduanya yakni bagi FAC dan
konsumennya. Kemudian, implementasi FAC sebuah rencana pemasaran untuk
menyimpan rekening konsumen yang senior sementara untuk memperbaiki keuntungan
dari rekening yang non profit. Dua puluh persen dari konsumen yang memiliki
rekening yang seimbang dengan tingkat yang normal untuk membuat mereka
beruntung menerima surat dan telepon pribadi untuk mengucapkan bahwa syarat
minimum saldo tersebut tidak mungkin mempengaruhi mereka. Konsumen yang lain
menerima surat yang mengingatkan mereka saldo minimum yang baru berubah dan
mendorong mereka untuk meningkatkan saldo rata – rata atau membuka rekening
yang lain. Hasil dari perubahan ini mengesankan: terdapat peningkatan yang
signifikan pada saldo rata – rata rekening, keuntungan bersih setelah biaya
modal dan jasa service. Kurang dari 2% klien mereka menutup rekeningnya dan
banyak di antara mereka kembali lagi menjadi konsumen yang menguntungkan.
FAC menambahkan
teknik sumber data kepada gudang data VISION dengan tujuan untuk memberi
pengertian yang lebih baik dan memprediksi kebiasaan konsumen. Aplikasinya
dapat berupa identifikasi akurat dari trend belanja, definisi yang tepat dari
segmen pasar, optimisasi dari program promosi, memori dan kemahiran konsumen,
pembaharuan dan penjualan dari konsumen, dan deteksi terhadap adanya
kecurangan.
FAC mendesain
ulang jaringan dari cabang banknya, bagaimana proses tersebut dilaksanakan di
tiap cabang, dan pekerjaan yang dilakukan oleh orang – orang di tiap cabang,
dengan tujuan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan oleh klien dengan maksud
untuk memahami kebutuhan mereka dan untuk mempertinggi kesempatan bagi
pemasaran produk.
Pekerjaan dari
personil bank itu sendiri dibagi dan ditangani oleh empat tipe orang yang
berbeda. Personil bank tetap untuk menangani penjualan dengan mendatangi
konsumen dan menjual produk tambahan pada waktu yang diperbolehkan. Kemudian
terdapat hubungan antara konsumen dengan manajer yang melaksanakan aturan bank
yang luas. Oleh karena kesiapan mereka, mereka mempercayakan hubungan mereka
yang berharga yang diidentifikasi oleh VISION dan mereka memilki waktu yang
lebih untuk usaha pemasaran. Aturan final ditangani oleh spesialis investasi
yang menjual satu set dari produk investasi. Dengan adanya perubahan ini, dapat
diestimasi bahwa 50% dari waktu manajer hubungan bisnis dan analisis investasi
dihabiskan dengan baik untuk memahami apa yang diperlukan oleh konsumen dan
pemasaran yang baru dan produk tambahan.
Sistem Manajemen
Distribusi merupakan aplikasi analitis yang tinggi yang membantu FAC dalam
merencanakan jaringan distribusi untuk berbagai macam segmen pasar yang
merupakan cara yang menguntungkan bagi bank, dengan segera menemukan kebutuhan
dan pilihan kosumen. Menggunakan input dari VISION, seperti keuntungan rumah
tangga, bagaimana konsumen menggunakan produk bank, pilihan konsumen, segmen
jaringan biaya dan data ekstern yang mempertemukan konsumen baru yang potensial
dengan segmen dari konsumen. Distribution
Management System (DMS) menghitung cara terbaik untuk menyalurkan produk
kepada konsumen.
Dengan maksud
untuk menilai kesuksesan dan dampak dari TCS, manajemen senior berinisiatif
untuk membuat proyek dengan perhitungan berbasis angka 10. Sebagai contoh,
akunting senior telah melihat adanya perbaikan dari penyesuaian ROE sebesar
kurang dari 25% menjadi lebih dari 50% sambil memelihara keseimbangan simpanan.
Strategi FAC dan
TCS – nya, diperkuat dengan gudang data VISION, yang juga telah melakukan
perubahan secara fundamental tentang bagaimana bank tersebut diatur, dan
menggerakkan ukuran tingkat pengembalian keuangan. FAC telah diijinkan untuk
menampilkannya sebagai keuntungan.
FAC murni
merupakan pendatang baru yang terdepan dalam sistem perusahaan. Sistem
manajemen hubungan dengan konsumen menggunakan solusi gudang data dan setelah
beberapa tahun telah berusaha untuk memulai mempengaruhi IT. Tujuan dari CEO
adalah supaya FAC dapat bergabung dengan “Sweet 16“ yang juga disertai dengan
jangkauan untuk memajukan performa dari keuangan perusahaan secara signifikan.
Seluruh kombinasi dari tindakan ini telah digerakkan FAC dari kerugian sebesar
60 juta US Dollar pada tahun 1990 menjadi keuntungan mencapai 211 juta US
Dollar di tahun 1998.
Simpulan
Berdasarkan
pembahasan tersebut mengenai transformasi sistem teknologi informasi yang
dilakukan oleh First American
Corporation, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan informasi dari
VISION, FAC telah:
- Mengidentifikasi 20% tertinggi dari konsumen yang menguntungkan, serta 40 sampai 50%-nya tidak menguntungkan,
- Membangun strategi untuk menguasai tingkatan paling atas konsumen
- Membangun strategi untuk menggerakkan konsumen yang tidak menguntungkan dengan biaya yang rendah dari jaringan distribusi, perbedaan produk atau struktur harga yang menaikkan profitabilitas, sementara tetap fokus pada kebutuhan konsumen dan pilihannya,
- Membangun strategi untuk memperluas hubungan dengan seluruh konsumen
- Mendesain ulang produk dan jaringan distribusi untuk meningkatkan profitabilitas dan lebih baik dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan pilihannya
- Mendesain ulang alur informasi, proses kerja dan pekerjaan pada cabang FAC dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan penggunaan produk yang menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar