Suatu lembaga publik yang gagal menerapkan BSC menurut biasanya melakukan enam kesalahan sebagai berikut:
- Terlalu memperumit proses; biasanya ada dua kecenderungan yaitu terlalu banyak membuat ukuran dan terlalu berlebihan saat menganalisa data kinerja.
- Salah pengukuran; pemilihan ukuran harus sangat tepat walaupun harus butuh waktu lama untuk terus diperbaiki, karena outcome biasanya merupakan agregat dari beberapa ukuran output.
- Tidak melibatkan seluruh pegawai; Keberhasilan perubahan seharusnya merupakan serangkaian pertukaran dorong-tarik yang melibatkan pegawai dalam dialog tentang kinerja dan perbaikannya.
- Melestarikan “pengkotak-pengkotakan” (siloed thinking); pengelompokan secara struktural dan fungsional di lembaga pemerintah berimbas negatif pada pola pikir yang terkotak-terkotak. Seharusnya penerapan BSC bisa mensinergikan kinerja seluruh bagian dari struktur organisasi tersebut.
- Mengibarkan bendera kemenangan di saat yang salah; proses BSC tidak selesai bila kita sudah bisa mengukur kinerja. Sehingga manajer dan pegawai harus terampil dalam mendiagnosa kinerja dan menciptakan wadah bagi upaya pembelajaran organisasional dan peningkatan kinerja.
- Gagal melembagakan inisiatif kinerja diseluruh bagian organisasi; Perubahan organisasi harus mendarahdaging sehingga perlu dihindari rasa takut gagal, penetapan anggaran berbasis pencapaian kinerja, dan tidak mempunyai solusi kinerja yang koheren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar