CONTOH KASUS
Dalam suatu perusahaan terdapat kekeliruan-kekeliruan
pada akun-akun properti, pabrik dan peralatan. Berikut
kekeliruan-kekeliruan tersebut:
1.
Umur aktiva yang digunakan untuk
menyusutkan peralatan lebih kecil dari umur manfaat yang layak dan diharapkan
2.
Aktiva yang dapat dikapitalisasi
secara rutin dicatat sebagai beban seperti beban perbaikan dan peralatan, beban
peralatan tidak tahan lama atau beban perlengkapan
3.
Peralatan kontruksi yang dibuang (abandoned)
atau ditukar dengan peralatan pengganti tidak dihapuskan dari catatan akuntansi
4.
Beban penyusutan untuk operasi
manufaktur dibebankan ke beban administrasi
5.
Peralatan kecil yang diperlukan untuk
pemeliharaan peralatan dicuri oleh karyawan untuk penggunaan pribadi.
6.
Perolehan properti dicatat dengan
jumlah yang tidak tepat.
7.
Suatu pinjaman untuk peralatan yang
ada tidak dicatat pada catatan akuntansi. Penerimaan kas dari pinjaman tidak
pernah diterima perusahaan karena penerimaan tersebut digunakan untuk membayar
uang muka atas suatu unit peralatan yang sekarang digunakan sebgai aktiva
operasi. Peralatan tersebut juga tidak dicatat dalam catatan akuntansi.
REKOMENDASI PEMBAHASAN
Untuk setiap
kekeliruan-kekeliruan berikut dalam akun-akun properti, pabrik dan peralatan,
sebutkan pengendalian intern yang dapat dikembangkan oleh klien untuk mencegah
terjadinya kekeliruan-kekliruan tersebut dan prosedur audit substantif yang
dapat digunakan untuk menemukan kesalahan tersebut.
1.
Umur aktiva yang digunakan untuk
menyusutkan peralatan lebih kecil dari umur manfaat yang layak dan diharapkan.
a. Pengendalian
intern, manajemen harus menetapkan prosedur yang formal untuk menentukan merode
depresiasi, taksiran umur ekonomis, dan nilai residu.
b. Prosedur
audit, me-review secara periodik
kebijaksanaan penetapan prosedur formal
untuk menentukan paakh hal tersebut telah realistis (mendekati
kenyataan).
Misalnya kalau suatu peralatan
didepresiasi selama 5 tahun sedangkan secara normal dapat digunakan 10 tahun
aka nilai residu dan beban depresiasi harus dipertimbangkan kembali
2.
Aktiva yang dapat dikapitalisasi
secara rutin dicatat sebagai beban seperti beban perbaikan dan peralatan, beban
peralatan tidak tahan lama atau beban perlengkapan.
a. Pengendalian
intern, meningkatkan pemahaman terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
b. Prosedur
audit, melakukan pemeriksaan atas
dokumen terhadap jumlah-jumlah besar yang di debet ke akun beban
3.
Peralatan kontruksi yang dibuang (abandoned) atau ditukar dengan peralatan
pengganti tidak dihapuskan dari catatan akuntansi
a.
pengendalian intern yang paling
penting untuk pelepasan peralatan pabrik adalah adanya suatu metode formal
untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai penjualan, pertukaran,
pembuangan dan pencurian peralatan dan mesin yang tercatat. Jika klien gagal
mecatat pelepasan, biaya perolehan (original cost) dari akun peralatan pabrik
akan disajikan lebih dengan tidak terbatas, dan tidak nilai buku neto akan
lebih disajikan sampai aktiva tersebut disusutkan sepenuhnya. Jadi, hendaknya
terdapat verifikasi intern yang memadai atas pelepasan yang dicatat untuk
meyakinkan bahwa aktiva telah dihapuskan dari catatan-catan akuntansi dengan
benar.
b.
prosedur audit untuk melakukan
verifikasi terhadap pelepasan:
1)
menelaah apakah terdapat
aktiva-aktiva yang baru menggantikan yang ada,
2)
menganalisa keuntungan akibat
pelepasan aktiva dan pendapatan lain-lain akan adanya penerimaan akibat pelepasan
aktiva,
3)
menelaah modifikasi pabrik dan
perubahan pada lini produk, pajak-pajak atau penutupan asuransi atas adanya
penghapusan peralatan,
4)
tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana
produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva.
4.
Beban penyusutan untuk operasi
manufaktur dibebankan ke beban administrasi
a.
pengendalian intern: meningkatkan
pemahaman terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
b.
prosedur audit:
1) melakukan pemisahan antara akun beban penyusutan
dan akun beban administrasi
2)
akun
beban penyusutan dimasukkan ke dalam beban usaha atau operasional
5.
Peralatan kecil yang diperlukan untuk
pemeliharaan peralatan dicuri oleh karyawan untuk penggunaan pribadi
a.
pengendalian intern:
1)
penggunaan suatu berkas induk utuk
masing-masing aktiva tetap
2)
pengendalian fisik yang memadai untuk
aktiva yang dapat dengan mudah dipindah-pindahkan (seperti
peralatan kecil dan kendaraan)
3)
penetapan nomor identifikasi untuk
setiap aktiva pabrik dan perhitungan fisik secara periodic terhadap aktiva
tetap dan rekonsisliasi oelh pelaksana akuntansi
b.
prosedur audit:
1)
langkah pertama audit berkenaan
dengan tujuan,
2)
kecocokan rincian peralatan pabrik
yang tercatat dalam berkas induk sesuai dengan buku besar,
3)
auditor harus memutuskan apakah
diperlukan verifikasi terhadap keberadaan dari masing-masing unsur dari
peralatan pabrik tercakup dalam berkas induk. Prosedur memilih suatu sampel dari berkas induk dan
memeriksa aktiva sesungguhnya,
4)
jika pemeriksaan persediaan fisik
dilakukan, auditor melakukan observasi terhadap perhitungan.
6.
Perolehan properti dicatat dengan
jumlah yang tidak tepat.
a.
pengendalian intern, bagian penerimaan barang melakukan perhitungan fisik
ulang
b.
prosedur audit:
1)
memeriksa faktur pemasok dan laporan
penerimaan barang pemeriksaan fisik aktiva,
2)
melakukan peninjauan terhadap
transaksi-transaksi yang tercatat akan kelayakan klasifikasi.
Contoh: jumlah yang dicatat
sebagai peralatan pabrik seharusnya diklasifikasikan sebgai peralatan kantor.
7.
Suatu pinjaman untuk peralatan yang
ada tidak dicatat pada catatan akuntansi.
Penerimaan kas dari pinjaman
tidak pernah diterima perusahaan karena penerimaan tersebut digunakan untuk
membayar uang muka atas suatu unit peralatan yang sekarang digunakan sebgai
aktiva operasi. Peralatan tersebut juga tidak dicatat dalam catatan akuntansi.
a.
pengendalian intern
Manajemen mencatat setiap
pinjaman ke dalam pos hutang sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi
hutangnya dan mengklasifikasikan ke dalam hutang jangka pendek atau hutang
jangka panjang.
b.
prosedur audit
1)
melakukan konfirmasi kepada pihak
yang memberikan pinjaman untuk mengetahui besaran pinjaman yang diterima,
2)
melakukan pemeriksaan fisik terhadap
peralatan dan melakukan pencatatan atas peralatan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar